“ nak zaya “ panggil
bapak.
“ nak, bapak ingin
membicarakan sesuatu denganmu. Ini sangat penting, tetapi sebelumnya biakah
kita singgah dulu. Bapak tidak ingin menceritakan ini dirumah ummi.”
“ baiklah pak”
Kamipun singgah disebuah taman dan
duduk di sebuah bangku dibawah pohon beringin
“ nak..sebelumnya
bapak minta maaf. Bapak tidak bermaksud
untuk mengecewakanmu zaya “ ucap bapak dengan nada iba
“ iya bapak. Ada apa
pak? “ tanyaku penasaran
“ begini sayang. Kamu
ingatkan bapak punya hutang 50 juta sama saudagar kaya dikampung kita, pak mail
? “
“ iya pak.. zaya
ingat “
“ sekarang kamu sudah
dewasa dan beberapa hari lagi kamu menjadi sarjana. Pak mail ingin hutang bapak
segera terlunasi dan jika tidak kamu harus menikah dengan nya. Bapak tau hini
sangat berat bagimu tapi bagaimana lagi setelah bertahun tahun bapak berusaha
untuk melunasinya tapi apa daya bapak hanya seorang buruh tadi dan haru
menghidupi bibi sumi dan Rinki. “ menangis
“ bapak zaya mohon
jangan menangis, zaya rela menikah dengan pak mail jika itu bisa melunasi
hutang bapak. Zaya tidak masalah kok pak “ menahan air mata
“ benarkah? Kamu
tidak keberatan nak “
“ iya pak. Zaya
bersedia “ ucapku dengan tegar
Mendengar permintaan bapak hatiku
Seperti dihantam petir disiang bolong ,
bagaimana tidak aku harus menikah dengan pak mail, saudagar sombong
dengan perangai buruknya suka menindas rakyat kecil dan memaksakan kehendaknya
, sangat tak bisa kulupakan dengan perangainya ketika ia memaksa temanku untuk
menjadi istri keenamnya dan sekarang apakah aku harus menjadi istri ketujuhnya?
. berbagai pertanyaan timbul dalam benakku bagaimana aku akan bertahan hidup
dengan seorang laki laki yang
berperangai buruk. Aku bingung antara harus bahagia atau bersedih. 2
hari lagi adalah hari bahagia dan sudah kunantikan sejak sekian lama, tapi hari
itu juga dunia terasa buram dan taqdir burukku tiba karna aku harus kembali ke
aceh dan menikah dengan saudagar yang kaya itu.
Sesampai dirumah ummi kami pun duduk
berbincang bincang dan ummi juga banyak berbincang dengan ibu tiriku. Tapi aku
setelah menjamu bapak aku pun langsung memasuki kamarku. Aku melakukan shalat
ashar dan berdoa pada Allah, jika memang ini yang terbaik maka berikanlah aku
kekuatatan untuk menghadapinya. Setelah berdoa aku tak dapat menahan airmataku
dan menangis didepan sang kuasa, aku mengadu akan nasibku yang malang ini.
Tiba tiba kak Hifzil mengetuk pintu
kamarku, segera kuhapus air mataku agar ia tidak curiga dengan kesedihaku dan
segera kubuka pintu kamarku.
“ zaya.. kamu baik
baik sajakan ? “ tanya kak Hifzil
“ iya dong kak.. kok
kakak tanya begitu sih ? “ aku curiga kak Hifzil melihat aura keedihanku
“ kakak tau zaya kamu
lagi sedihkan? , dan kamu baru saja menangis “ ucapnya
“ tidak kok kak.
Lagian kenapa aku harus menangis “ berusaha tersenyum
“ kakak kenal kamu
sejak kecil zaya, kakak sangat tahu dengan perangaimu. Coba ceritakan
permasalahanmu pada kakak “ bujuknya
Akhirnya akupun menceritakan
permintaan bapak untuk menerima pinangan pak mail, sang saudagar kaya yang
memiliki 6 orang istri.
“ masyaallah.. jadi
itu permasalahannya ? “
“ iya kak. Mungkin
memang ini taqdir zaya. Jujur zaya sangat bingung sekarang haruskah zaya
menikah dengan pria itu ? “ tanyaku disela sela isak tangiku
“ jangan sedih zaya,
kakak janji akan membantumu menjelaskan pada bapak bahwa kamu tidak perlu
menikah dengan lelaki tua itu.” Sahut kak Hifzil
“ benarkah kakak mau
membantuku? , tapi tidak usahlah kak aku tidak mau mengecewakan bapak.
Bagaimana pun ia bapak ku sudah tugasku untuk berbakti padanya”
“ tapi kamu juga
tidak perlu menghabiskan sisa hidupmu bersama pria yang usianya terbilang tua”
“ aku ikhlas kak ,
jika memang ini sudah taqdir Allah. Aku yakin pilihan Allah adalah yang terbaik”
Setelah perbincangan kami selesai kak
Hifzil pun keluar dari kamarku dan membiarkanku untuk beristirahat setelah
menangis tadi. Ia pergi entah kemana setelah berpamitan pada ummi dan bapak
diruang tamu. Menjelang magrib kak Hifzil belum juga kembali sementara kami
langung melaksanakan holat magrib berjamaah.
Setelah shalat aku,
ummi dan ibu langsung menyiapkan makanan untuk makan malam. Tiba tiba kak
Hifzil pulang dan duduk bersama kami untuk menikmati makan malam . suasana
malam itu hening hanya terdengar suara jangkrik yang sedang patroli , tubuhku
bergetar tangan dan kakiku dingin aku diam membisu tak satu kata pun terucap
dari mulutku. Aku takut jika bapak akan membicarakan hal ini sekarang aku tidak
sanggup melihat wajah ummi ketika tau bahwa putrinya harus kembali kedaerah
asalnya padahal ia berharap aku bisa merawatnya hingga akhir hayatnya.
Tiba tiba bapak membuka percakapan
“ rummi , sebelumnya
terima kasih telah ,merawat Zaya hingga menjadi gadis yang baik dan sopan tutur
katanya, hingga lusa ia resmi menjadi seorang sarjana dan bisa mengabdi pada
masyarakat. Saya bermaksud untuk membawa zaya kembali ke tanah Aceh , disana ia
bisa membantu masyarakat dan yang terpenting adalah ada seorang laki laki yang
meminangnya dan bermaksud untuk memperistrinya .” ucap bapak
Dumn... serasa dunia berhenti berputar
tubuhku dingin seperti es batu . mataku terus memandang kak Hifzil berharap ia
akan membantuku tapi kulihat kak Hifzil tetap diam dan tidak berkata apa apa.
“ subhanallah ,
baiklah kalau itu yang bapak inginkan , saya sebagai orang tua angkat Zaya
hanya bisa menyerahkan semua keputusan pada nak Zaya sendiri. Bagaimana nak
zaya ? “ sahut ummi
Aku tau ada perih yang disembunyikan
ummi. Kekecewaan yang teramat dalam terlihat dari raut wajahnya tapi apa boleh
dikata, ia tidak memperlihatkan kekecewaannya didepan bapak. Pertanyaan yang
ummi lontarkan padaku sangat membuatku bingung untuk menjawabnya , ketika logika
berkata tidak tapi hati berkata harus , ia adalah bapak ku inilah saatnya aku
membalas jasanya. Tapi tiba tiba kak Hifzil menjawab
“ sebelumya ananda minta maaf ummi, biar ananda jelaskan. Sebenarnya zaya telah mencintai seseorang dan berkali kali berterus terang pada saya baik secara langsung maupun lewat surat. Dan Zaya sangat menderita jika tidak hidup bersamanya. Dan orang yang dicintai zaya pun tidak bisa hidup jika tidak memperistri zaya, cinta keduanya sudah terjalin sejak SMP.” Tutur kak Hifzil
Semua kaget dengan penuturan kak
Hifzil terutama ummi , ia sangat kecewa karena masalah sepenting ini tidak ia ketahui dan ia merasa malu
terhadap bapak dan ibu sumi , bagaimana mungkin ia membiarkan anak SMP menjalin
cinta.
“ siapa yang zaya
cintai nak , jelaskan pada kami semua “ perintah ummi padaku
Aku tidak bisa menjawab karna memang
pertanyaan tersebut tidak ada jawabanya. Permasalahnnya menjadi semakin rumit,
apa yang harus kubicarakan aku sama ekali tidak mencintai lelaki manapun karna
selama ini pikiran ku hanya terfokus pada kuliahku.
“ begini ummi ,
sebenarnya Zaya sangat pemalu untuk masalah seperti ini.tapi ananda mohon jika
kalian tidak marah ketika mendengar nama ini. Nama laki laki yang dicintai dan
mencintai Zaya adalah MUHAMMAD HIFZIL KAMIL. “ tutur kak Hifzil
Mendengar nama yang disebukan kak
Hifzil membuat semua orang dimeja itu tersentak kaget terutama aku , skenario
apa yang kak Hifzil mainkan ini .
“ benarkah yang kamu
bicarakan itu nak Hifzil, nak zaya? “ tanya bapak
Kami berdua menjawab seolah olah kami
pasangan kekasih yang sudah terikat lama dan bukan hanya sebatas kakak adik. Aku
heran kak Hifzil sampai nekad bersandiwara untuk membantuku. Tapi tiba tiba aku
dikejutkan dengan permintaan restu kak Hifzil pada bapak dan ummi untuk
menikahiku. Setelah berpikir panjang bapak pun merestui kami walaupun pikirannya
masih tertuju pada pak mail dan hutang hutangnya tapi ia sadar bahwa
kebahagiaan anaknya lebih penting.
“ ummi , bapak .
Hifzil minta maaf untuk ini semua. Hifzil ingin menikahi Zaya “ ucap kak Hifzil
“ iya bapak setuju,
kapan kamu ingin menikahinya nak ? “ tanya bapak pada kak Hifzil
“ saya ingin
melangsungkan akad nikah besok pagi di mesjid Al Ikhlas.” Ungkap kak Hifzil
Penuturan kak Hifzil tadi membuatku
bertambah kaget , apa ia serius untuk menikahiku. Tidak ini hanya sandiwara ,
tapi bagaimana bisa ia memainkan sandiwara ini dengan sangat serius
“ Zaya , ini bukan
sandiwara. Kakak benar benar ingin menjadi imammu. Kamulah wanita yang selalu
kakak cari , sholehah dan lembut tutur katanya. “ ucap kak Hifzil yang membuat
aku yakin bahwa ini bukan lagi sandiwara.
“ nak Hifzil , jika
besok kamu ingin melangsungkan akad nikah . apa tidak terburu buru , ummi belum
mempersiapkan apapun untuk Zaya.” Sanggah ummi
“ tidak perlu ummi .
Hifzil sudah mempersiapkan semuanya, Hifzil juga sudah mempersiap mahar 80 juta
uang tunai untuk Zaya. Besok tepat pukul 11.00 WIB akad nikah akan
dilangsungkan dan zaya, kamu tidak perlu lagi memikirkan tentang hutang hutang
bapak pada mak mail , kakak berjanji akan melunasi semuanya.” Ucap kak Hifzil
“ terima kasih nak,
bapak tidak tau harus berkata apa . kamu bahagia bersama zaya.” Ucap bapak
Keesokan harinya , tepat pukul 11.00
WIB semua pergi menuju mesjid al ikhlas untuk menyaksikan pernikahan ku dengan
kak Hifzil. Aku sunguh tak menyangka akan menikah dengan seorang laki laki sholeh
seperti kak Hifzil. Setelah tiba di mesjid aku dikejutkan dengan penampilan
anak anak kecil yang menyambutku dengan bershalawat, aku terharu melihat anak
anak yang begitu polos mencoba memberkati pernikahanku.
“ siapa kah anak anak
itu kak ? “ tanyaku pada kak Hifzil
“ mereka adalah anak
didikan kakak sewaktu SMA dek , mereka anak anak panti yang tuna netra ada juga
yang tuna rungu.”
“ subhallah indah
sekali lantunan shalawat mereka “ ucapku terharu
Setelah prosesi akad nikah
dilangsungkan, aku dan kak Hifzil diiring menuju pelaminan untuk menyalami para
tamu yang ingin memberi selamat atas pernikahan kami . setelah serangkaian
acara selesai dilangsungkan kami pun kembali kerumah.
Sesampai dirumah semua orang duduk di
ruang tamu termasuk ummi dan bapak , mereka sedang berbincang bincang.
Sementara aku langung memasuki kamarku, yah kamar kami berdua aku dan kak
Hifzil. Setelah selesai shalat isya aku memasukkan pakaian kak Hifzil kedalam
lemariku, sekarang aku harus berbagi lemari dengannya.tiba tiba kak Hifzil
masuk dan mengejutkan ku
“ zaya..” panggilnya
“ eh kak Hifzil “
jawabku
“ zaya, udahin aja
itu kerjaan mu dek. Besok kan hari wisudamu sebaiknya kamu tidur cepat.” Ungkap
kak Hifzil mencoba menyarankan
“ ga papa nih zaya
tidur cepat “ tanyaku
“ iya.... buruan gih
“
“ sebelum aku
diwisudakan menjadi seorang sarjana , aku ingin malam ini kakak wisudakan aku
menjadi seorang istri yang sempurna” ucapku
“ baiklah. Sebelumnya
mari kita shalat dua rakaat “ ajak kak Hifzil..
Keesokan harinya, tibalah waktu dimana
aku diwisudakan menjadi seorang ahli psikologi. Selesai sholat subuh bersama
suamiku. Aku bergegas mandi dan bersiap siap untuk menyambut hari bahagiaku.
Tiba tiba kak Hifzil mengagetkanku, ia membuka rentetan rambutku yang lurus terurai dan memasangkan
sebuah liontin indah yang sepertinya mahal. Tiba tiba kudengar ia berbisik
lembut ditelingaku “ i love you sayang “. Samar samar kudengar dan yap..aku
cukup yakin. Setelah itu kami langsung bergegas menuju gedung utama kampus kami
dimana acara wisuda sebantar lagi akan dimulai.
Ridho bukan bermakna tiada tangisan,
tetapi ridho adalah penerimaan terhadap apa yang menjadi ketentuan Allah.
Apabila kita ridho atas sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka percayalah
Allah akan menggantikan kekecewaan itu dengan sesuatu yang tak disangka sangka.
Karna hati yang tulus
tidak akan lelah bertahan dan tidak akan menyerah berjuang, karna bahagia pasti
ia temukan.
-THE END-
Cerpen Karangan : Zikrunal Ulya
terimaksih bagus sekali artikel cerpenya, jadi hobi untuk membacanya.
BalasHapus