Memahami Gejala Batu Empedu dan Faktor Penyebabnya
Memahami gejala dan faktor batu empedu
KakaKiky - Batu empedu merupakan kondisi ketika endapan cairan pencernaan di dalam kantong empedu yang mengeras karena tidak tercerna dengan baik. Kondisi ini juga sering disebut dengan kolelitiasis (cholelithiasis), yang diambil dari istilah dalam bahasa Yunani, yaitu “chole” (biliari atau empedu) dan “lithos” (batu). Penderita batu empedu di negara maju terlapor mencapai kisaran angka 10-15% orang dewasa. Di Asia, penderita batu empedu mencapai 3-10% orang. Sementara di Indonesia, sayangnya, belum ada data valid yang didapat. Penderita batu empedu biasanya akan merasakan nyeri yang hebat pada perut bagian atas yang bisa menjalar hingga ke punggung atau bahu. Selain bisa menyebabkan nyeri perut dan mengganggu fungsi kantong empedu, batu empedu akut juga bisa berpengaruh pada kinerja pankreas, hati, dan bahkan saluran pencernaan. Pelajari lebih lanjut terkait penyebab dan tipe batu empedu, gejala batu empedu, diagnosis kondisi, dan pengobatannya melalui tautan berikut https://alpinesurgical.id/conditions/batu-empedu/, atau Anda juga bisa menyimak penjelasan di bawah ini.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Fungsi Cairan Empedu
Setiap manusia memiliki kantong empedu yang mengandung cairan pencernaan (cairan empedu). Cairan ini diproduksi oleh sistem bilier, yaitu sistem yang terdiri dari beberapa organ, yaitu kantong empedu, hati, pankreas, dan organ pencernaan lainnya. Cairan ini berfungsi untuk mencerna lemak, menahan pertumbuhan bakteri patogen, dan mengoptimalkan kinerja enzim pencernaan. Kantong empedu biasanya dapat menampung sekitar 30-50 mililiter cairan empedu di dalamnya. Cairan ini kemudian akan mengalir turun ke usus halus. Jika ada batu empedu yang menghalangi aliran cairan empedu ke usus halus, hal ini bisa menyebabkan nyeri hebat di ulu hati.
Penyebab dan Tipe Batu Empedu
Penyakit batu empedu memiliki tiga tipe utama yang dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor penyebab pembentuknya, yaitu:
1. Batu empedu kolesterol
terbentuk ketika cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol atau kandungan lain yang tidak tercerna dengan baik. Biasanya, batu empedu kolesterol akan tampak berwarna kekuning-kuningan.
2. Batu empedu pigmen
terbentuk ketika cairan empedu mengandung terlalu banyak zat bilirubin (zat sisa pemecahan sel darah). Batu empedu tipe ini biasanya akan tampak berwarna coklat gelap atau hitam.
3. Batu empedu campuran
merupakan tipe batu yang memiliki kombinasi dari kolesterol dan zat bilirubin.
Selain kolesterol dan zat bilirubin, kantong empedu yang kekurangan garam dan stasis kantong empedu (kondisi ketika masih ada sisa cairan pencernaan di dalam kantong), juga bisa memicu pembentukan batu. Faktor risiko lain seseorang bisa mengalami batu empedu adalah sering mengonsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, kurang gerak, kurang asupan serat, menderita diabetes, menderita penyakit hati, dan berusia di atas 40 tahun.
Gejala Batu Empedu
Gejala batu empedu biasanya tidak muncul dalam tahap awal penyakit, dan biasanya akan terdeteksi saat pasien menjalani pemeriksaan atau skrining rutin untuk kondisi lain. Jika batu empedu sudah terbentuk dan menyebabkan sumbatan, Anda mungkin akan merasakan gejala berupa:
- Nyeri perut yang berlangsung cukup lama (bisa beberapa menit hingga jam)
- Rasa sakit pada ulu hati secara tiba-tiba dan meningkat dengan cepat
- Nyeri perut yang menjalar ke punggung atau di antara tulang belikat dan bahu kanan
- Penyakit kuning (jaundice), yaitu kondisi ketika kulit dan bagian putih mata menguning
- Merasa mual atau ingin muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Menderita sakit maag
- Mengalami diare secara menerus
- Urine berwarna gelap
- Feses berwarna terang
- Berkeringat dan jantung berdebar-debar
- Berat badan turun secara drastis tanpa sebab yang jela
Apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera memeriksakan diri ke dokter. Penyakit batu empedu biasanya akan langsung ditangani oleh dokter spesialis gastroentero-hepatologi, yaitu dokter spesialis yang menangani gangguan pada organ saluran cerna, termasuk kantong empedu. Jika diperlukan, Anda juga bisa menghubungi dokter spesialis gastroenterologi di Colorectal Care Specialists (CRCS) Clinic, Singapura, melalui nomor telepon (+6567380328) atau WhatsApp (+6597252381) untuk pemeriksaan gejala batu empedu secara menyeluruh.
Diagnosis Kondisi
Dokter spesialis dapat melakukan diagnosis terhadap gejala batu empedu melalui salah satu beberapa kombinasi dari prosedur berikut ini:
- Pemeriksaan riwayat kesehatan: cek fisik, cek riwayat penyakit, dan tes Murphy sign (Anda akan diminta menarik napas dalam-dalam, kemudian dokter akan menekan perut bawah sebelah kanan) dilakukan untuk mengetahui kondisi Anda secara menyeluruh.
- Tes darah: untuk melihat adanya infeksi atau komplikasi lain akibat dari batu empedu.
- USG perut: jenis tes diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk memvisualisasikan letak dan ukuran batu empedu.
- Endoscopic Ultrasound (EUS): dengan memakai alat endoskop, sebuah selang kecil lentur yang dimasukkan ke dalam kantong empedu untuk melihat keberadaan batu yang terlewat saat menjalani USG perut.
- CT scan dan MRI: jenis tes pencitraan yang menggunakan sinar-X untuk memeriksa struktur bagian dalam kantong empedu, saluran empedu, atau organ lain, seperti hati dan pankreas, guna mendeteksi posisi batu dan area sumbatan.
- Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP): prosedur ERCP adalah kombinasi dari pemeriksaan endoskopi dan sinar-X untuk mendeteksi dan mengobati masalah pada organ-organ pencernaan bagian atas, seperti kantong empedu, saluran empedu, pankreas, dan hati.
Pengobatan
Secara umum, batu empedu tidak bisa larut sendiri dan memerlukan pengobatan jika gejala dan komplikasi sudah muncul. Di Singapura, fokus pengobatan terhadap penyakit batu empedu biasanya terletak pada identifikasi penyebab dan gejala serta penyusunan rencana perawatan secara komprehensif. Beberapa pilihan pengobatan batu empedu meliputi:
- Kolonoskopi: disebut juga endoskopi usus, yang dapat menemukan gangguan pada usus besar serta memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh sesuatu selain batu empedu. Kolonoskopi dilakukan dengan memanfaatkan kolonoskop, yaitu selang panjang tipis berkamera untuk melihat ke dalam usus besar dan mengambil batu.
- Gastroskopi: hampir sama dengan kolonoskopi, prosedur gastroskopi juga melibatkan penggunaan selang tipis berkamera dan lampu di ujungnya. Selang ini dipakai untuk melihat ke dalam kerongkongan, lambung, dan bagian awal usus kecil. Gastroskopi dapat mendeteksi adanya ulkus (luka), peradangan, dan membantu mengeliminasi masalah lain yang bisa menyebabkan gejala seperti batu empedu.
- Kolesistektomi: prosedur bedah yang dipakai untuk mengangkat keseluruhan kantong empedu jika kondisi sudah sangat parah. Kolesistektomi bisa dilakukan secara minimal invasif melalui laparoskopi, yang hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil untuk memasukkan instrumen bedah dan mengangkat kantong empedu.
Kesimpulan
Memahami gejala dan faktor penyebab batu empedu adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan. Jika Anda mengalami gejala atau khawatir dengan kesehatan empedu, jangan ragu untuk mencari nasihat medis dari profesional. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Alpine Surgical Practice Clinic, sebuah klinik bedah umum dan perut terkemuka di Singapura. Hubungi mereka di (+65) 6322 7323 atau WhatsApp di (+65) 8875 0080 untuk mendapatkan penanganan terbaik.