Kamu 'Boleh' Bermaksiat Sesuka Hati Dengan 5 Syarat Ini!

penuhi syarat ini jika kamu ingin bermaksiat
Sanggupkah kamu memenuhi syarat ini?

KakaKiky - Syekh Ibrahim bin Adham, atau Abu Ishaq, dikenal sebagai seorang sufi yang hidup pada abad kedua Hijriyah. Beliau kerap berbagi ilmu dan mengadakan majelis di berbagai tempat, termasuk di masjid-masjid, di mana para muridnya berkumpul untuk mendengarkan nasihat beliau tentang kebijaksanaan dan keimanan.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Pertanyaan Jahdar bin Rabiah: Bingung Dalam Dosa

Suatu hari, saat sesi tanya jawab, seorang lelaki dari barisan belakang memberanikan diri untuk bertanya. Namanya Jahdar bin Rabiah, dan ia dikenal sebagai seseorang yang terus-menerus tergelincir dalam dosa. Dengan penuh rasa malu dan keraguan, Jahdar mulai berbicara, "Wahai, Abu Ishaq! Aku sering terjatuh dalam maksiat. Berkali-kali tobat, tapi selalu jatuh lagi pada dosa yang sama. Tolong, berikan aku nasihat agar aku bisa berubah."

Kamu ‘Boleh’ Bermaksiat Asal Bisa Penuhi Lima Syarat Ini Menurut Syekh Ibrahim

Mendengar itu, Syekh Ibrahim mengangguk, lalu menjawab dengan bijak, "Aku akan memberikan lima syarat. Kalau kamu bisa memenuhinya, barulah kamu boleh bermaksiat." Pernyataan ini membuat semua yang hadir terkejut, termasuk Jahdar. Ia langsung penasaran, apa saja syarat tersebut?

1. Jangan Menikmati Rezeki Allah Jika Ingin Bermaksiat

Syarat pertama yang diberikan Syekh Ibrahim adalah, "Jika kamu mau bermaksiat, maka jangan menikmati rezeki atau karunia dari Allah Ta'ala."

Jahdar bingung, "Bukankah semua yang kita miliki adalah rezeki dari Allah?" Syekh Ibrahim menjelaskan, "Betul, setiap hal yang kamu miliki, makan, dan minum adalah dari Allah. Jadi, masih pantaskah kamu melakukan dosa dengan rezeki yang diberikan-Nya?"

Pertanyaan ini membuat Jahdar dan yang lainnya tersentak, menyadari bahwa hidup manusia sepenuhnya bergantung pada rezeki Allah.

2. Jangan Tinggal di Bumi Allah Jika Ingin Bermaksiat

Syekh Ibrahim melanjutkan syarat kedua, "Kalau kamu tetap mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya."

Jawaban ini membuat Jahdar semakin terdiam. Bagaimana mungkin seorang hamba bisa lari dari bumi-Nya, padahal seluruh alam ini adalah ciptaan dan milik Allah? Syarat ini kembali menyadarkan Jahdar akan besarnya kekuasaan Allah yang mencakup seluruh alam semesta.

3. Carilah Tempat yang Allah Tak Bisa Melihatmu

Syekh Ibrahim kemudian memberikan syarat ketiga, "Kalau kamu masih ingin bermaksiat, maka lakukan di tempat yang tidak dapat dilihat oleh Allah."

Jawaban ini membuat Jahdar semakin sadar. “Bagaimana mungkin ada tempat yang Allah tak dapat melihatnya?” tanya Jahdar. Syekh Ibrahim hanya tersenyum, menyiratkan bahwa Allah itu Maha Melihat dan tidak ada satu pun tempat yang luput dari pengawasan-Nya.

4. Minta Malaikat Maut Menunda Kematianmu

Syarat keempat yang diajukan oleh Syekh Ibrahim semakin membuat Jahdar tersadar akan realitas hidup dan kematian. "Kalau malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu, mintalah ia menunda kematianmu. Katakan kepadanya, ‘Tunggu dulu, aku ingin bertaubat dan memperbaiki amal-amalku.’”

Dengan nada lemah, Jahdar mengakui bahwa kematian tidak mungkin ditunda atau dimundurkan. Syekh Ibrahim menekankan, "Kalau kamu sudah yakin bahwa kematian tidak bisa ditunda, mengapa kamu masih berani menunda-nunda tobatmu dan terus bermaksiat?"

5. Jangan Ikut Jika Malaikat Zabaniyah Menggiring ke Neraka

Syarat terakhir yang diberikan Syekh Ibrahim benar-benar menggugah hati Jahdar, “Jika nanti engkau melihat malaikat Zabaniyah menggiring orang-orang ke neraka, jangan mau ikut bersama mereka.”

Jahdar terdiam dan mulai menangis. Syarat ini menyadarkannya bahwa setiap dosa akan berujung pada konsekuensi yang berat. Ia pun langsung berucap dengan suara tersedu-sedu, "Cukup, cukup, wahai Syekh. Mulai saat ini, aku akan benar-benar bertaubat kepada Allah."

Pesan Moral dari Kisah Syekh Ibrahim dan Jahdar

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi siapa saja yang mungkin merasa terjebak dalam siklus dosa. Syekh Ibrahim tidak hanya memberi nasihat sederhana, tetapi menyampaikan hakikat dan logika yang begitu mendalam, hingga membuat Jahdar benar-benar merenungkan setiap dosa yang pernah ia lakukan.

Dari syarat-syarat yang diberikan Syekh Ibrahim, kita dapat memahami bahwa segala sesuatu yang kita nikmati, tempat tinggal kita di bumi, pengawasan Allah yang tak terbatas, serta datangnya kematian yang tak terduga adalah bukti nyata betapa besar dan kuasa-Nya Allah. Tidak ada alasan bagi seorang hamba untuk menunda tobat, sebab setiap detik kehidupan adalah kesempatan berharga untuk memperbaiki diri.

Kesimpulan: Pentingnya Tobat dan Kesadaran Akan Kuasa Allah

Kisah ini menyadarkan kita bahwa tobat bukan sekadar ucapan, tetapi juga kesadaran penuh akan keterbatasan manusia dan kebesaran Allah. Setiap syarat yang diberikan Syekh Ibrahim adalah pengingat agar kita berhenti dari maksiat dan segera kembali ke jalan yang benar. Tobat bukan hanya soal menyesal, tetapi juga usaha untuk terus memperbaiki diri.

Jika kita mampu merenungkan makna dari nasihat Syekh Ibrahim bin Adham ini, insya Allah, kita akan terhindar dari godaan untuk bermaksiat dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah.