Laporan Praktikum Kimia Tentang Kesetimbangan Kimia

laporan praktikum kimia tentang kesetimbangan kimi

KakaKiky - Pada postingan kali ini, KakaKiky akan membagikan sebuah Laporan Praktikum Kimia dengan judul Kesetimbangan Kimia. Yang akan dibahas diantaranya adalah Abstrak, pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan percobaan, manfaat percobaan, tinjauan kepustakaan, dan daftar pustaka tentang Kesetimbangan Kimia.

Download Metodologi Kesetimbangan Kimia

Download File

{getToc} $title={Table of Contents}

Abstrak Kesetimbangan Kimia

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Kesetimbangan Kimia” yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah prinsip analisa kualitatif. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah, adanya perubahan warna pada pengaruh konsentrasi dan terbentuknya endapan pada pengaruh suhu yang dapat diamati secara langsung melalui pencampuran reaksi, contohnya seperti SbCl3 yang direaksikan dengan H2O menghasilkan endapan berwarna putih dan K2CrO4 yang direaksikan dengan HCL menghasilkan perubahan warna menjadi warna oranye. Kesimpulan dari percobaan ini adalah suhu dan konsentrasi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia.

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Kesetimbangan Kimia

Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat semula. Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan. Reaksi-reaksi yang dilakukan di laboraturium pada umumnya berlangsung satu arah. Akan tetapi, ada juga reaksi yang dapat berlangsung dua arah atau dapat balik. Reaksi searah disebut juga reaksi irreversibel. Reaksi dapat balik atau dapat berubah menjadi zat-zat semula disebut dengan reaksi reversibel.

Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah, atau disebut dengan reaksi bolak-balik. Reaksi kesetimbang terjadi ketika konsentrasi zat reaktan dan konsentrasi zat produk adalah tetap terhadap waktu yang sedang berlangsung. Kesetimbangan memiliki sifat statis dan dinamis. Namun pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat dalam keadaan setimbang, zat-zat reaktan saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat di produk (hasil reaktan) betambah. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dan laju yang sama.

Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan proses kesetimbangan kimia. Pemanfaatan konsep kesetimbangan kimia diantaranya terjadi dalam proses penguapan air dan pengembunan air, kesetimbangan di lapisan atmosfer berupa pembentukan dan penguraian ozon dan lain sebagainya. Reaksi kesetimbangan juga banyak diterapkan dalam proses industri kimia. Tujuannya untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, para ahli kimia industri berusaha mencari metodeyang tepatagardapat memperoleh hasil produksi maksimal. Metode yang ditempuh yaitu membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menjaga agar produk tidak kembali menjadi zat awal. Selain itu, menggunakan bahan baku sehemat mungkin dan waktu yang singkat. Kondisi ini dinamakan kondisi ’’optimum”. Di antara industri kimia yang menerapkan kesetimbangan yaitu industri pembuatan amonia dan asam sulfat.Maka dari itu, percobaan tentang kesetimbangan kimia ini sangat penting untuk dapat dilakukan agar praktikan bisa mengetahui lebih jauh tentang kesetimbangan kimia ini.

1.2. Tujuan Percobaan Kesetimbangan Kimia

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia.

1.3. Manfaat Percobaan Kesetimbangan Kimia

Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan akan mengetahui lebih jelas tentang bagaimana pengaruh suhu dan konsentrasi pada perubahan reaksi kesetimbangan kimia, dan mengetahui pula penyebab terbentuknya endapan serta proses reaksi kesetimbangan untuk dapat kembali ke keadaan semula.

BAB II Tinjauan Kepustakaan

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi.  Reaksi dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah (Sudarmo, 2006).

Azaz Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu.

1. Perubahan konsentrasi

Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.

2. Perubahan volume

Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk suatu reaksi.

3. Perubahan suhu

Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika sistem dalam kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).

4. Perubahan tekanan

Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak menggeser letak kesetimbangan.

PV = nRT → P = (n/V) RT

Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.

5. Penambahan katalis pada reaksi setimbang

Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaaan setimbang (Sudarmo, 2006).

Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Ciri-ciri kesetimbangan kimia antara lain: hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap, reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan, laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri), semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada, dan tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati (Oxtoby, 2001).

Banyak reaksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna, artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut berhenti adalah sama. Hubungan antara konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap. Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama, seakan-akan reaksi berhenti. Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat pada satu fase (gas, cairan tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat dalam lebih dari satu fase (gas-padat, gas-cairan, padat-cairan, atau padat-padat) (Sukardjo, 1987).

Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinyaberlangsung terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama. Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan pada proses penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya lama kelamaan akan habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis, uap air yang naik ke atas mengalami kejenuhan sehingga akan jatuh kembali menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan menguapnya air akan sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Pada saat itu, tercapai keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan ketinggian air dalam wadah tertutup tersebut. Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terjadi pergeseran kesetimbangan(Sukardjo, 1997).

Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas dan berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan diperbesar maka jumlah mol juga bertambah, dan  volume akan mengecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan diperkecil maka jumlah mol juga akan kecil, dan  volume akan besar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih besar. Dengan demikian, dengan meningkatkan tekanan akan (mengurangi volume ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia (Firman, 2007)

Daftar Pustaka Kesetimbangan Kimia

Firman, H. 2007. Penelitian Pendidikan Kimia. Jurusan Kimia FMIPA UPI, Bandung.

Oxtoby, D. W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta, Yogyakarta.

Sukardjo. 1989. Kimia Anorganik. Jakarta: Radar Jaya Offset.

Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia. PT Phibeta Aneka Gama, Jakarta.

Lampiran Kesetimbangan Kimia

gambar tentang pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan

Gambar 1.1. Pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan

gambar tentang pengaruh volume pada kesetimbangan

Gambar 1.2. Pengaruh Volume pada kesetimbangan

Itulah laporan kimia tentang Kesetimbangan Kimia, semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai contoh bagi sobat semua yang sedang berjuang untuk membuat laporan. Cukup sekian postingan kali ini, wassalamu’alaikum and Be Prepared!