Tanda-Tanda Kamu Mengalami Burnout dan Cara Mengatasinya
Tanda tanda mengalami burnout |
KakaKiky - Pernah merasa lelah secara emosional, fisik, dan mental padahal tidak sedang sakit? Atau merasa kehilangan motivasi untuk melakukan pekerjaan yang sebelumnya kamu nikmati? Bisa jadi kamu sedang mengalami burnout.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Istilah burnout pertama kali
diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974 dan kini
telah diakui oleh World Health Organization (WHO) sebagai fenomena yang
berkaitan dengan pekerjaan (occupational phenomenon), bukan gangguan
medis. Artikel ini akan mengulas apa itu burnout, tanda-tandanya, serta
langkah efektif untuk mengatasinya, berdasarkan sumber ilmiah dan terpercaya.
Apa Itu Burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan emosional,
fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, terutama dalam
konteks pekerjaan. WHO dalam International Classification of Diseases
(ICD-11) mendefinisikan burnout sebagai “sindrom yang dihasilkan
dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil diatasi.”
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh
para profesional di bidang kesehatan atau pekerjaan sosial, tetapi juga bisa
dialami oleh siapa saja, termasuk pelajar, ibu rumah tangga, hingga pekerja remote.
Referensi: pafitenggara.org
Tanda-Tanda Umum Burnout
Banyak orang tidak menyadari bahwa
mereka sedang mengalami burnout, karena gejalanya sering dianggap
sebagai kelelahan biasa. Padahal, jika tidak ditangani, burnout bisa
berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. Berikut tanda-tanda umumnya:
1. Kelelahan Kronis
Bukan hanya lelah setelah bekerja, tapi
rasa lelah yang terus menerus bahkan setelah istirahat. Kamu merasa “habis
baterai” setiap hari, baik secara fisik maupun emosional.
Sumber: Maslach, C. & Leiter, M. P.
(2016). Understanding the burnout experience: recent research and its
implications for psychiatry. World Psychiatry.
2. Sinisme atau Ketidakpedulian
Merasa negatif terhadap pekerjaan,
bersikap sarkastik, atau bahkan sinis terhadap rekan kerja. Ini bisa menjadi
mekanisme pertahanan diri saat merasa kewalahan.
3. Penurunan Kinerja
Meski kamu tetap bekerja, performa
menurun drastis. Fokus berkurang, semangat menghilang, dan kamu merasa tidak
produktif meski sudah berusaha keras.
4. Gangguan Tidur
Baik sulit tidur karena terus memikirkan
pekerjaan (insomnia), atau justru tidur berlebihan karena tubuh dan
pikiran sangat kelelahan.
5. Masalah Fisik
Sering sakit kepala, nyeri otot,
gangguan pencernaan, dan sistem imun melemah. Menurut Mayo Clinic, stres
kronis seperti burnout bisa menurunkan daya tahan tubuh.
Referensi: pafisindenreng.org
Faktor Penyebab Burnout
Beberapa faktor yang sering menyebabkan burnout
antara lain:
- Beban kerja berlebihan
- Tidak adanya kontrol terhadap pekerjaan
- Konflik nilai antara pribadi dan tempat kerja
- Kurangnya dukungan sosial di lingkungan kerja
- Kurangnya penghargaan atau apresiasi
Menurut American Psychological
Association (APA), kombinasi antara stres tinggi dan kurangnya strategi
manajemen diri menjadi penyebab paling umum.
Cara Efektif Mengatasi dan Mencegah Burnout
Menghadapi burnout tidak bisa
sekadar “libur satu hari” atau “nonton film”. Diperlukan langkah yang lebih
terstruktur dan berkelanjutan. Berikut adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan:
1. Sadari dan Terima Kondisimu
Langkah pertama adalah menyadari bahwa
kamu sedang tidak baik-baik saja. Mengabaikan perasaan tidak akan membuat
masalah selesai. Penerimaan ini akan memudahkan kamu untuk mencari solusi yang
tepat.
2. Atur Ulang Prioritas
Terlalu banyak “ya” bisa jadi penyebab
kamu kelelahan. Mulailah belajar berkata “tidak” pada hal-hal yang tidak
mendesak atau bukan tanggung jawabmu. Fokuslah pada hal yang benar-benar
penting.
3. Ambil Break Secara Berkala
Berikan waktu untuk dirimu istirahat
secara fisik dan mental. Menurut studi di Occupational Medicine, microbreaks
atau istirahat singkat selama 5–10 menit dapat meningkatkan produktivitas dan
mengurangi kelelahan kerja.
4. Bangun Koneksi Sosial
Bercerita pada orang yang kamu percaya,
baik teman, keluarga, atau terapis bisa membantu meringankan beban emosional.
Jangan meremehkan kekuatan dukungan sosial dalam proses pemulihan.
5. Ubah Pola Hidup
Perhatikan pola makan, tidur, dan
aktivitas fisikmu. Olahraga teratur terbukti secara ilmiah membantu meredakan
stres dan meningkatkan mood dengan cara meningkatkan produksi endorfin.
6. Konsultasi dengan Profesional
Jika gejala semakin parah atau
berkepanjangan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.
Terapi seperti cognitive behavioral therapy (CBT) terbukti efektif untuk
mengatasi burnout dan stres kronis.
Kesimpulan
Burnout bukan sekadar kelelahan biasa, tapi
kondisi serius yang bisa memengaruhi kualitas hidup dan pekerjaan. Mengenali
tanda-tanda awal dan mengambil langkah untuk mengatasinya adalah bentuk
kepedulian pada diri sendiri.
Ingat, produktif itu penting, tapi
kesehatan mental jauh lebih penting. Jangan tunggu sampai tubuh dan pikiranmu
benar-benar tumbang. Mulailah dengan mengenali gejalanya, mengatur ulang
hidupmu, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan.
Jika kamu merasa sudah mulai menunjukkan
tanda-tanda burnout, jangan menunda untuk mengambil langkah. Semakin
cepat ditangani, semakin besar kemungkinan untuk pulih dan kembali menemukan
semangat dalam hidup dan pekerjaan.