Kata Baku Berpikir atau Berfikir Mana yang Benar?
Kata baku berpikir atau berfikir |
KakaKiky - Pernah merasa bingung saat harus menulis kata berpikir atau berfikir? Pertanyaan ini sering muncul karena dalam percakapan sehari-hari, kedua kata ini terdengar sangat mirip. Namun, dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baku, hanya ada satu ejaan yang benar. Jawabannya adalah berpikir.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Kata berfikir adalah bentuk tidak
baku yang sering digunakan dalam bahasa lisan, tetapi tidak sesuai untuk
tulisan formal, akademis, atau profesional. Artikel ini akan menjelaskan secara
rinci mengapa berpikir adalah ejaan yang benar, merujuk pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan memberikan contoh-contoh penggunaan
yang tepat. Tujuannya adalah agar kamu tidak salah lagi saat menulis, sekaligus
membantu kita semua memelihara Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Aturan Penulisan Berpikir: Mengapa Menggunakan "p" dan Bukan "f"?
Aturan paling dasar dalam penulisan kata
baku Bahasa Indonesia adalah kata dasar yang diawali dengan huruf "p"
akan tetap menggunakan "p" jika mendapatkan imbuhan awalan.
Kata dasar dari berpikir adalah pikir. Oleh karena itu, ketika
kata dasar ini mendapat imbuhan awalan ber-, huruf "p"
pada kata dasar akan tetap ada dan tidak berubah menjadi "f".
Aturan ini dikenal sebagai peluluhan
atau peleburan bunyi. Namun, khusus untuk kata dasar yang berawalan "p",
peluluhan ini tidak berlaku jika imbuhan yang digunakan adalah ber-, per-,
atau ter-.
Sebagai contoh, coba perhatikan
kata-kata lain yang memiliki aturan serupa:
- ber- + pakai = berpakai (bukan berfakau)
- ber- + pesan = berpesan (bukan berfesan)
- ber- + proses = berproses (bukan berproses)
Contoh-contoh ini memperkuat kaidah
bahwa huruf "p" tidak luluh ketika bertemu dengan
imbuhan-imbuhan tersebut. Dengan demikian, penulisan berpikir adalah
yang paling tepat dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Kata Baku Berpikir: Apa Kata KBBI dan PUEBI?
Kata berpikir adalah bentuk kata
yang tercantum secara resmi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
KBBI adalah kamus rujukan utama untuk Bahasa Indonesia. Di sana, lema berpikir
memiliki makna menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
sebagainya. Sementara itu, kata berfikir tidak tercantum sebagai
lema, melainkan hanya sebagai varian tidak baku dari kata berpikir.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) juga menguatkan
hal ini. PUEBI adalah panduan resmi yang digunakan untuk penulisan Bahasa
Indonesia. Berdasarkan aturan fonologi dan morfologi yang ada di PUEBI,
perubahan dari huruf "p" menjadi "f" pada
kata berpikir tidak memiliki dasar yang kuat. Perubahan ini lebih banyak
disebabkan oleh kebiasaan lisan yang tidak mengindahkan kaidah baku.
Oleh karena itu, jika kamu ingin menulis
dengan benar, terutama dalam konteks formal seperti karya tulis ilmiah, surat
resmi, laporan, atau artikel jurnalistik, gunakanlah kata berpikir.
Penggunaan Berpikir dalam Kalimat
Memahami teori saja tidak cukup. Untuk
memastikan pemahaman yang menyeluruh, mari kita lihat beberapa contoh
kalimat berpikir yang benar:
- "Sebelum mengambil keputusan, berpikir secara matang adalah hal yang sangat penting."
- "Setiap hari kita harus berpikir kreatif untuk memecahkan masalah yang ada."
- "Guru itu mendorong siswanya untuk berpikir kritis tentang isu-isu sosial."
Dari contoh-contoh di atas, terlihat
jelas bahwa kata berpikir digunakan untuk menunjukkan proses mental yang
melibatkan akal dan pertimbangan.
FAQ: Pertanyaan Seputar Berpikir atau Berfikir
1. Apakah berfikir salah total?
Penggunaan kata berfikir tidak
sepenuhnya salah jika digunakan dalam konteks percakapan informal, seperti di
media sosial atau dalam dialog novel. Namun, kata ini tidak baku dan sebaiknya
dihindari dalam tulisan formal.
2. Mengapa banyak orang tetap menggunakan kata berfikir?
Hal ini terjadi karena kebiasaan lisan
dan pengaruh pengucapan yang terkadang membuat huruf "p"
terdengar seperti "f". Selain itu, kurangnya pengetahuan
tentang kaidah PUEBI juga menjadi salah satu faktor utama.
3. Apa saja kata-kata lain yang aturannya mirip dengan berpikir?
Selain berpikir, ada beberapa
kata lain yang sering salah tulis, misalnya terpeleset (bukan
terfeleset), terpaksa (bukan terfaksa), dan berproses (bukan
berfroses). Aturan yang sama berlaku untuk kata-kata ini.
Kesimpulan
Singkatnya, berpikir atau berfikir
yang benar adalah berpikir. Penulisan ini sesuai dengan kaidah PUEBI dan
tercantum sebagai kata baku di KBBI. Menggunakan kata berfikir adalah
kesalahan dalam konteks penulisan formal.
Dengan mengetahui aturan ini, kita bisa
lebih percaya diri dalam menulis dan berkomunikasi. Mari kita mulai menggunakan
kata berpikir secara konsisten dan benar. Dengan begitu, kita turut
menjaga keutuhan dan ketepatan Bahasa Indonesia.