Kata Baku Capai, Cape, atau Capek Mana yang Benar?

Kata baku capai cape atau capek
Capai Cape atau Capek?

KakaKiky - Seringkali setelah menjalani hari yang panjang, kita spontan bergumam, "Duh, capek banget hari ini!" atau "Saya sudah cape." Tapi pernahkah kamu berhenti sejenak dan bertanya-tanya, manakah di antara capai, cape, atau capek yang merupakan bentuk kata yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia? Kebingungan ini wajar, mengingat ketiganya sangat sering digunakan. Lalu, bagaimana Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyikapi ketiga kata ini? Tenang saja, kita akan mengupas tuntas mana yang baku, mana yang populer, dan bagaimana cara menggunakannya dengan tepat. Pada postingan singkat ini saya akan membahas tentang penulisan kata yang baku, perbedaannya, dan bagaimana kamu bisa menggunakan kata tersebut dengan tepat.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Capai, Capek, atau Cape: Kata Mana yang Benar-Benar Baku?

Berdasarkan panduan utama bahasa kita, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD), hanya kata ‘capai’ yang memiliki status sebagai bentuk baku dan standar.

Ini adalah aturan yang sangat ketat. Meskipun kata capek dan cape sangat mendominasi dalam komunikasi nonformal—dari media sosial, pesan singkat, hingga dialog sehari-hari—keduanya tetap dianggap sebagai ragam nonbaku. Artinya, dalam dokumen resmi, laporan, artikel jurnalistik, atau tulisan yang menuntut kebakuan, menggunakan capek atau cape adalah sebuah kesalahan linguistik. Capai adalah satu-satunya pilihan yang diakui.

Mendalami Dua Arti Kata Capai Menurut KBBI

Kata capai istimewa karena memiliki dua arti berbeda yang sama-sama baku. Memahami dua makna ini akan membantu kamu menggunakan kata capai dengan lebih tepat dan percaya diri.

1. Capai sebagai Kata Kerja (Menggapai/Mencapai)

Ini adalah makna kata capai yang paling sering kamu temui dalam ragam formal dan baku. Kata capai berfungsi sebagai kata dasar untuk menyatakan keberhasilan meraih atau menggapai suatu tujuan, batas, atau hasil. Bentuk turunannya sangat penting dalam konteks profesional. Contoh penggunaan yang benar:

  • Semua target penjualan bulanan berhasil tercapai.
  • Kualitas pencapaian pendidikan di Indonesia terus meningkat.
  • Kita harus terus berusaha mencapai standar internasional.

2. Capai sebagai Kata Sifat (Lelah/Letih)

Meskipun sering digantikan oleh capek, kata capai juga merupakan kata sifat yang baku untuk mendeskripsikan kondisi badan yang lelah, penat, atau letih. Meskipun baku, penggunaan capai dalam konteks ini terasa kaku dan jarang digunakan oleh penutur modern. Inilah yang mendorong munculnya kata nonbaku capek di masyarakat.

Asal-Usul Kata Capek dan Cape (Nonbaku)

Popularitas kata capek dan cape bukanlah kebetulan. Keduanya muncul karena faktor efisiensi dan kebiasaan dalam bahasa lisan. Memahami asal-usulnya dapat membantu kamu mengenali mengapa bentuk-bentuk ini harus dihindari dalam tulisan formal.

Capek: Perubahan Bunyi karena Kebiasaan Lisan

Kata capek (c-a-p-e-k) merupakan bentuk yang secara linguistik disebut sebagai alomorf nonbaku dari capai. Perubahan ini terjadi karena pelafalan diftong 'ai' (capai) di akhir suku kata sering dianggap tidak efisien dalam berbicara cepat, sehingga secara alami berubah menjadi vokal 'e' diikuti konsonan 'k' (capek). Penggunaan ini sangat mapan dan terdengar wajar dalam komunikasi lisan di berbagai daerah di Indonesia, tetapi kamu harus ingat, hal yang wajar dalam lisan belum tentu baku dalam tulisan.

Cape: Hasil Pemendekan Bahasa Gaul

Kata cape (c-a-p-e) adalah bentuk yang paling jauh dari kebakuan. Kata ini adalah hasil pemendekan drastis (sinkope) dari kata capek di mana konsonan 'k' di akhir kata dihilangkan. Bentuk ini sering digunakan untuk mengekspresikan rasa lelah secara ringkas dan lugas, terutama dalam konteks nonformal seperti chatting dan media sosial. Dalam tulisan yang bertujuan edukasi dan profesional, bentuk ini harus dihindari sepenuhnya.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Kata Capai dan Alternatif Baku Lainnya?

Untuk menjaga kualitas tulisanmu agar tetap profesional dan sesuai kaidah bahasa, kamu perlu disiplin dalam menggunakan capai dan memilih sinonim baku yang tepat.

Prioritaskan Capai (Bentuk Baku Wajib)

Gunakan kata capai dan segala bentuk turunannya (mencapai, pencapaian, tercapai) untuk semua jenis tulisan formal dan profesional, terutama dalam konteks menggapai tujuan. Ini adalah kunci untuk membangun otoritas dan kredibilitas dalam tulisanmu.

Gunakan Sinonim Baku untuk 'Lelah'

Karena kata capai untuk arti lelah terdengar kaku, disarankan untuk menggantinya dengan sinonim baku yang sudah sangat umum dan diterima. Dua kata yang paling tepat adalah lelah dan letih.

  • Lelah: Kata yang paling umum dan baku untuk menyatakan kelelahan fisik atau mental. Contoh: "Setelah berlari maraton, saya merasa sangat lelah."
  • Letih: Sinonim lelah yang juga baku dan sering digunakan. Contoh: "Wajahnya tampak letih setelah begadang semalaman."

Dengan menggunakan capai untuk konteks menggapai, dan lelah/letih untuk konteks kelelahan, tulisanmu akan tetap baku, informatif, dan mudah dipahami oleh pembaca umum.

Kesimpulan: Capai Adalah Satu-satunya Kata Baku

Setelah membaca artikel ini, kamu sekarang tahu bahwa penulisan yang benar dan baku sesuai kaidah Bahasa Indonesia hanyalah "Capai". Kata "Capek" dan "Cape" adalah varian nonbaku yang lahir dari kebiasaan lisan dan kemudahan berdialog.

Sebagai penulis yang baik dan profesional, kamu harus tahu aturan mainnya. Gunakan capai untuk mencapai sesuatu, dan gunakan kata lelah atau letih saat kamu ingin mengatakan saya lelah. Jauhi capek dan cape dalam tulisan formalmu.

Nah sobat, sekarang kamu sudah tahu kan kalau penulisan yang benar itu hanya Capai. Jangan lupa untuk share postingan ini ke teman-teman kamu agar mereka juga tidak ikutan salah dalam menuliskan kata. Cukup sekian, Wassalamu’alaikum and Be Prepared!