Bagaimana Cara Pemeriksaan Kolonoskopi? Ketahui Prosedur dan Persiapannya
Prosedur dan Persiapan Pemeriksaan Kolonoskopi
KakaKiky - Usus besar adalah bagian penting dalam sistem pencernaan manusia, yang bertugas menyerap cairan dan vitamin dari makanan, serta mengubah sisanya menjadi feses. Namun, usus besar juga menjadi salah satu organ dalam yang rentan terserang penyakit, seperti kanker usus besar (colon cancer), jika tidak dijaga kesehatannya. Dalam dunia medis, salah satu metode yang paling sering direkomendasikan untuk memeriksa keberadaan kanker usus besar adalah kolonoskopi. Prosedur kolonoskopi adalah metode diagnostik untuk mengeksplorasi adanya kelainan lain di dalam usus besar. Kolonoskopi dilaksanakan menggunakan alat khusus untuk melihat ke dalam usus Anda. Dengan semakin mudahnya akses informasi seputar kesehatan usus besar serta pemeriksaanya, diharapkan dapat membuat masyarakat semakin menaruh perhatian terhadap hal ini. Lalu, bagaimana cara kerja kolonoskopi? Mengapa Anda butuh kolonoskopi? Dan, apakah metode ini berisiko? Silakan menyimak penjelasan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut terkait pemeriksaan kolonoskopi.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Apa Itu Kolonoskopi?
Kolonoskopi adalah metode diagnostik yang memanfaatkan alat bernama kolonoskop. Ini adalah selang kecil yang lentur dengan kamera di ujungnya, untuk memeriksa bagian dalam dari usus besar. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter ahli atau spesialis kolorektal (dokter yang fokus pada diagnosis dan pengobatan penyakit usus besar, rektum, dan anus).
Selain sebagai metode diagnostik, dokter juga bisa memakai kolonoskopi sebagai metode terapeutik, seperti mengambil polip di dinding usus, menghentikan pendarahan, melebarkan striktur atau penyempitan, dan mengangkat benda asing dari dalam usus besar. Semua hal tersebut dapat dilakukan selama kolonoskopi berlangsung. Kolonoskopi juga termasuk ke dalam jenis prosedur rawat jalan, yang berarti mayoritas pasien tidak perlu menginap di rumah sakit, kecuali dokter menyarankan tindakan lain.
Kolonoskopi sebenarnya juga sering dipakai sebagai prosedur pencegahan kanker usus besar. Selama kolonoskopi, dokter dapat menemukan dan mengangkat pertumbuhan masa kecil jinak bernama polip yang tumbuh di lapisan dalam usus besar atau rektum. Jika tidak terdeteksi, polip dapat tumbuh semakin besar dan akhirnya berkembang menjadi sel kanker. Mengangkat polip selama prosedur kolonoskopi akan mengurangi risiko perkembangan kanker usus besar di kemudian hari.
Cara Kerja Kolonoskopi
Penatalaksanaan pemeriksaan kolonoskopi bisa dikelompokkan ke dalam tiga tahapan utama, yaitu masa persiapan, tindakan, dan pasca prosedur. Berikut adalah rincian yang perlu diperhatikan:
Persiapan
Pertama, Anda perlu memastikan kondisi usus dalam keadaan bersih dengan menjalani langkah persiapan usus (bowel preparation). Selama tahap persiapan kolonoskopi, Anda akan diminta oleh perawat untuk:
- Tidak memakan makanan padat sebelum prosedur.
- Mengonsumsi banyak cairan tanpa rasa atau pewarna (termasuk air putih, teh atau kopi tawar yang disaring, minuman berenergi bebas pewarna, atau jus buah yang disaring) satu hari sebelum prosedur.
- Jika perlu, minum juga obat pencahar.
- Berhenti minum obat pengencer darah (jika Anda mengonsumsinya) beberapa hari sebelum prosedur.
- Berhenti mengonsumsi cairan atau obat yang mengandung zat besi beberapa hari sebelum prosedur karena kandungan tersebut bisa membuat feses berwarna hitam sehingga sulit bagi dokter untuk melihat dengan jelas kondisi usus besar Anda.
Selain itu, Anda juga perlu memberitahu anggota keluarga, saudara, atau orang terdekat untuk menunggu selama prosedur dan mengantar pulang.
Tindakan
Sebelum prosedur kolonoskopi dimulai, Anda dibawa ke ruangan sendiri dan diberi obat bius untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan. Anda akan diposisikan tidur miring ke kiri dengan kedua kaki ditekuk ke depan. Kemudian, dokter akan memasukkan alat kolonoskop melalui anus dan secara perlahan mengarahkannya ke seluruh bagian usus besar. Kamera kolonoskop akan mengirimkan visualisasi ke layar monitor yang memungkinkan dokter untuk memeriksa kondisi usus besar secara detail. Gas C02 akan dihembuskan untuk menyingkirkan cairan atau feses dan memperjelas pandangan dokter.
Dokter akan lebih teliti saat menarik kolonoskop keluar karena pemahamannya terhadap kondisi usus besar lebih baik daripada saat alat dimasukkan. Jika dokter menemukan adanya jaringan abnormal, sampel jaringan akan diambil (biopsi) atau jika terdeteksi polip, dokter akan memotong dan mengangkatnya (polipektomi). Secara keseluruhan, kolonoskopi biasanya akan memakan waktu antara 20-30 menit.
Pasca Prosedur
Setelah prosedur selesai, Anda akan dipindahkan ke ruang perawatan. Anda mungkin akan merasakan sedikit ketidaknyamanan pada perut dan banyak buang angin. Setelah sadar sepenuhnya, Anda bisa pulang bersama orang yang membantu Anda. Saat di rumah, minumlah banyak cairan dan makan makanan sehat agar bisa segera kembali ke aktivitas harian. Hindari bepergian setidaknya selama 24 jam setelah Anda menjalani prosedur ini.
Mengapa Anda Membutuhkan Kolonoskopi?
Kamu butuh kolonoskopi jika mengalami ini
Anda mungkin akan membutuhkan pemeriksaan kolonoskopi jika mengalami beberapa gejala atau menderita penyakit usus besar seperti:
- Sakit perut.
- Perubahan pola buang air besar.
- Feses mengandung darah atau berwarna hitam pekat.
- Anemia defisiensi besi karena kehilangan darah.
- Berat badan turun secara drastis tanpa sebab yang jelas.
- Ditemukan adanya polip usus, tumor, atau kanker usus besar saat skrining.
- Menderita penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn, kolitis, atau kolitis ulseratif).
Di samping itu, Anda juga kemungkinan perlu menjalani kolonoskopi jika Anda adalah lansia. Hal ini karena penyakit-penyakit usus besar lebih sering terjadi pada pasien yang berusia 60-75 tahu ke atas.
Risiko Kolonoskopi
Walaupun termasuk ke dalam jenis pemeriksaan non-bedah dan bersifat minimal invasif, kolonoskopi tetap memiliki risiko, meskipun kecil. Beberapa potensi risiko selama dan setelah menjalani kolonoskopi meliputi:
- Perut terasa nyeri atau tidak nyaman dan demam.
- Pendarahan pada dubur atau feses. Biasanya terjadi jika dokter perlu mengambil biopsi atau mengangkat polip.
- Pusing atau gemetar sebagai reaksi terhadap obat bius.
- Infeksi, meskipun jarang.
- Selama tahap persiapan, ada juga risiko yang membayangi akibat “pembersihan usus”, yaitu dehidrasi atau kurang asupan elektrolit pada sebagian orang (lansia, ibu hamil, penderita sakit ginjal, dan penderita radang usus).
Jika Anda masih merasakan keluhan pasca prosedur, seperti buang air besar dengan banyak darah keluar atau sering muntah, segeralah menghubungi dokter untuk kontrol lanjutan. Dokter akan memeriksa apakah ada kondisi medis lain yang mungkin mengganggu Anda. Selain itu, apabila Anda membutuhkan informasi dan pemeriksaan menyeluruh terkait kondisi usus besar Anda serta prosedur kolonoskopi, silakan menghubungi Alpine Surgical Practice Clinic di Singapura, melalui nomor telepon (+65) 6322 7323 atau WhatsApp (+65) 8875 0080. Tim dokter spesialis kolorektal di klinik Alpine akan membantu mengatasi masalah yang Anda alami dengan penuh perhatian.