Kata Baku Asas Atau Azaz Mana yang Benar?
Kata Baku Asas Atau Azaz Mana yang Benar |
KakaKiky - Pernahkah kamu ragu saat harus menulis kata yang artinya 'dasar' atau 'pokok'? Apakah yang benar itu asas atau azas? Pertanyaan ini sering muncul, terutama saat kita berurusan dengan teks-teks formal, laporan, atau dokumen hukum. Ejaan yang mirip seringkali membuat kita bingung mana yang sebenarnya baku dan sesuai kaidah Bahasa Indonesia.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Jawaban yang tepat dan sesuai Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah asas. Kata ini adalah bentuk baku
yang seharusnya digunakan. Sementara itu, azas tidak terdaftar sebagai
kata baku dalam KBBI. Memahami perbedaan ini penting, apalagi jika kamu ingin
tulisanmu terlihat profesional dan kredibel.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa
asas adalah pilihan yang tepat, bagaimana kaidah penulisan kata serapan
diterapkan, dan mengapa kata azas masih sering digunakan. Dengan
memahami alasannya, kamu tidak akan bingung lagi dan bisa menggunakan Bahasa
Indonesia dengan lebih baik dan benar.
Mengapa Penulisan "Asas" yang Baku dan Sesuai PUEBI?
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), penulisan kata serapan dari bahasa asing perlu mengikuti
aturan tertentu. Kata asas diserap dari bahasa Arab, asās (أَسَاس),
yang memiliki makna dasar, pondasi, atau prinsip.
Dalam proses penyerapan ke Bahasa
Indonesia, huruf ‘s’ pada kata asās tetap dipertahankan. Ini sesuai
dengan kaidah umum penyerapan kata yang tidak perlu diubah jika sudah ada
padanannya. Meskipun dalam Bahasa Arab ada huruf zain (ز) yang
dilafalkan 'z', kata asās menggunakan huruf sin (س) yang
dilafalkan 's'. Oleh karena itu, penulisan yang tepat dalam Bahasa Indonesia
adalah asas, bukan azas.
Kata Baku Asas vs Kata Baku Azas
Dalam dunia penulisan, penggunaan kata
baku asas sangat krusial, terutama untuk tulisan formal, ilmiah, atau
dokumen resmi. Asas adalah satu-satunya bentuk yang diakui dan terdaftar
dalam KBBI. Penggunaan kata ini menunjukkan bahwa kamu menguasai kaidah bahasa
dengan baik.
Sebaliknya, kata baku azas tidak
ada. Azas adalah bentuk tidak baku yang sering muncul karena kebiasaan
atau salah kaprah. Mungkin karena ada kata lain dari bahasa Arab yang diserap
dengan huruf 'z', orang jadi menganggap azas juga benar. Namun, hal ini
tidak berlaku untuk kata asas.
Penggunaan Kata Asas dalam Kalimat yang Benar
Untuk membantu kamu lebih memahami penggunaan
asas dalam kalimat, berikut adalah beberapa contoh yang benar:
- "Pemerintah menetapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik." (Benar)
- "Kejadian ini melanggar asas praduga tak bersalah." (Benar)
- "Musyawarah merupakan salah satu asas dalam demokrasi Pancasila." (Benar)
Sekarang, mari kita lihat contoh yang
menggunakan kata yang tidak baku:
- "Keputusan itu didasarkan pada azas keadilan." (Tidak baku, seharusnya: "Keputusan itu didasarkan pada asas keadilan.")
- "Kami memegang teguh azas persatuan dan kesatuan." (Tidak baku, seharusnya: "Kami memegang teguh asas persatuan dan kesatuan.")
Dari contoh-contoh di atas, kamu bisa
melihat bahwa penulisan asas lebih tepat dan profesional. Ini akan
membuat tulisanmu terlihat lebih meyakinkan dan kredibel.
Mengapa Banyak Orang Masih Menggunakan "Azas"?
Meskipun sudah jelas bahwa asas
adalah penulisan yang benar, penggunaan kata azas masih sering
ditemukan. Ada beberapa alasan di balik fenomena ini:
- Pengaruh Kebiasaan: Banyak orang sudah terbiasa menggunakan
azas sejak lama, mungkin karena sering melihatnya di media massa atau
percakapan sehari-hari. Kebiasaan ini sulit diubah jika tidak ada kesadaran
untuk memperbaikinya.
- Kurangnya Pengetahuan: Tidak semua orang tahu tentang kaidah
penyerapan kata dalam Bahasa Indonesia. Mereka mungkin menganggap kedua kata
itu sama saja, selama maknanya tidak berubah.
- Kesalahan Dulu: Di masa lalu, mungkin ada salah kaprah
yang beredar luas, dan penulisan azas dianggap lumrah. Namun, dengan
adanya KBBI daring dan PUEBI, kita bisa dengan mudah mengecek kebenarannya.
Penting untuk diingat bahwa Bahasa
Indonesia terus berkembang dan distandarisasi. Menggunakan kata baku adalah
bagian dari upaya kita untuk melestarikan dan menghargai bahasa nasional.
Tips untuk Mengingat Penulisan yang Benar
Agar kamu tidak bingung lagi antara asas
atau azas, coba gunakan tips ini:
- Ingat Asal Kata: Kata asas berasal dari bahasa
Arab dengan huruf sin (س), yang dilafalkan 's'. Dengan mengingat ini,
kamu bisa lebih mudah mengingat bahwa penulisan yang benar adalah asas,
bukan azas.
- Gunakan KBBI: Jika ragu, segera buka KBBI daring. Ini
adalah sumber paling valid untuk mengecek kebenaran sebuah kata.
- Latihan Menulis: Biasakan diri untuk selalu menulis asas
dalam setiap kesempatan, baik formal maupun tidak. Dengan begitu, lama-kelamaan
akan menjadi kebiasaan.
FAQ (Tanya Jawab Seputar Penulisan Kata Asas)
1. Apakah ada perbedaan makna antara asas dan azas?
Tidak ada perbedaan makna sama sekali.
Keduanya merujuk pada prinsip, dasar, atau pokok. Perbedaannya hanya terletak
pada penulisan yang baku; asas adalah kata baku, sedangkan azas
tidak.
2. Mengapa "azas" masih sering ditemukan?
Kata "azas" masih sering
digunakan karena kebiasaan yang sudah terbentuk di masyarakat, kurangnya
pengetahuan tentang kaidah bahasa, dan pengaruh ejaan yang tidak sesuai dengan
kaidah penyerapan.
3. Di mana saya bisa mengecek penulisan kata yang baku?
Kamu bisa mengecek penulisan kata yang
baku, termasuk asas atau azas, di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
online. KBBI daring adalah sumber yang paling kredibel dan resmi untuk
memeriksa ejaan yang benar dalam Bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Jadi, pertanyaan asas atau azas
mana yang benar sudah terjawab. Penulisan yang baku dan sesuai kaidah Bahasa
Indonesia adalah asas. Kata ini adalah bentuk serapan yang paling tepat
dan diakui dalam KBBI. Meskipun azas sering kita dengar, penggunaan yang
tepat dan benar adalah asas.
Mulai sekarang, mari kita biasakan diri untuk menggunakan kata-kata yang baku dalam setiap tulisan. Hal kecil seperti ini menunjukkan kepedulian kita terhadap kekayaan bahasa nasional dan membuat tulisan kita lebih berbobot. Teruslah belajar dan cintai bahasa kita!