Kata Baku Azan atau Adzan Mana yang Benar?
Azan atau adzan mana yang benar |
KakaKiky - Pernahkah kamu bingung saat mendengar atau membaca kata azan dan adzan? Keduanya merujuk pada seruan ibadah yang familiar bagi umat Muslim. Namun, penulisan yang berbeda seringkali memicu pertanyaan: mana sih yang sebenarnya benar dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia?
Jawaban singkatnya adalah: azan.
Kata yang baku dan tercatat resmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah azan.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Meskipun dalam percakapan sehari-hari
dan penulisan informal kata "adzan" mungkin sering terdengar atau
digunakan, penulisan yang tepat menurut aturan kebahasaan, seperti Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tetaplah azan. Memahami hal ini penting
untuk menunjukkan penguasaanmu terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kenapa "Azan" Adalah Kata Baku?
Penentuan kata baku dalam bahasa
Indonesia didasarkan pada aturan yang sudah ditetapkan, terutama yang berkaitan
dengan penyerapan kata dari bahasa asing. Dalam kasus ini, kata azan
berasal dari bahasa Arab, al-azān (الأذان).
Menurut kaidah penyerapan kata dari
bahasa Arab, bunyi konsonan Arab seringkali disesuaikan dengan ejaan yang ada
dalam bahasa Indonesia. Dalam kata azan, huruf Arab "ذ" (dhal)
yang berbunyi seperti "dz" diserap menjadi "z" dalam bahasa
Indonesia. Aturan ini berlaku untuk banyak kata lain, bukan hanya azan.
Beberapa contoh lain penyerapan kata
dari bahasa Arab:
- dikir → zikir (bukan dzikir)
- zalim → zalim (bukan dzalim)
- zakat → zakat (bukan dzakat)
Jadi, kata baku azan adalah hasil
dari proses penyerapan yang sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Jika
kita mencari kata adzan di KBBI, hasilnya akan mengarahkan kita ke entri
azan, yang menandakan bahwa kata tersebut tidak baku.
Azan atau Adzan: Perbedaan Penggunaan dalam Kalimat
Ilustrasi seseorang mengumandangkan azan |
Meskipun secara aturan hanya
"azan" yang benar, kenyataannya kata "adzan" tetap
bertebaran, terutama di ranah digital dan percakapan nonformal. Memahami
perbedaan penggunaannya bisa membantu kamu memilih konteks yang tepat.
Penggunaan Azan dalam Kalimat (Formal dan Informal)
Sebagai kata baku, penggunaan azan
dalam kalimat sangat fleksibel. Kata ini bisa dipakai dalam tulisan formal,
semi-formal, maupun informal.
Contoh Kalimat Formal/Semi-formal:
- Lima kali sehari, azan dikumandangkan untuk memanggil umat Islam beribadah.
- Jadwal salat dan waktu azan sudah tercantum di papan pengumuman.
- Suara azan subuh terdengar dari masjid di ujung jalan.
Contoh Kalimat Informal/Sehari-hari:
- "Ayo siap-siap, azan magrib udah mau berkumandang."
- “Kok udah azan aja ya, cepet banget waktunya.”
Penggunaan Adzan dalam Kalimat (Nonformal)
Sebaliknya, penggunaan adzan dalam
kalimat hanya cocok untuk konteks yang sangat santai atau dalam tulisan
yang tidak mementingkan kaidah kebahasaan, misalnya di media sosial atau forum
diskusi nonakademik. Menggunakan kata ini dalam tulisan resmi, laporan, atau
artikel ilmiah akan dianggap tidak profesional.
Contoh Kalimat Nonformal:
- "Lagi nunggu waktu adzan magrib nih."
- "Eh, udah adzan asar ya, buruan sholat."
Penting untuk diingat, penulisan adzan
lebih sering dipengaruhi oleh kebiasaan dan latar belakang pendidikan yang
terpapar bahasa Arab. Bagi sebagian orang, ejaan "dz" terlihat lebih
akrab karena sering menemukannya dalam teks-teks berbahasa Arab, sehingga
memicu penulisan "adzan".
Aturan Penulisan "Azan" Sesuai PUEBI dan KBBI
Sebagai panduan ejaan, PUEBI menegaskan
bahwa penulisan kata serapan harus disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, aturan penulisan azan sudah sesuai. Kata ini terdiri dari
suku kata "a-zan," bukan "a-dzan."
Mematuhi aturan ini adalah bagian dari
upaya kita untuk melestarikan dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Penulisan yang salah tidak hanya mengurangi kredibilitas tulisanmu,
tetapi juga bisa menimbulkan kebingungan.
Tips untuk Mengingat dan Membiasakan Penulisan “Azan”
Mengubah kebiasaan menulis dari
"adzan" menjadi "azan" mungkin butuh waktu. Namun, ada
beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan:
- Ingat Pasangan Kata: Pasangkan kata "azan" dengan
kata-kata lain yang memiliki pola penyerapan yang sama, seperti
"zikir" dan "zakat".
- Manfaatkan KBBI Daring: Setiap kali ragu, langsung cek di KBBI
daring. Fitur ini sangat membantu dan cepat.
- Latihan Menulis: Cobalah menulis beberapa kalimat dengan
menggunakan kata "azan" secara sadar. Latihan ini akan membuat otakmu
terbiasa dengan ejaan yang benar.
Membiasakan diri dengan penulisan yang
benar tidak hanya membuat tulisanmu terlihat lebih profesional, tetapi juga
menunjukkan penghargaan terhadap bahasa nasional kita.
Pertanyaan Umum Seputar "Azan" dan "Adzan" (FAQ)
1. Apakah penggunaan adzan di media sosial dan chat salah?
Tidak sepenuhnya salah, tapi tidak baku.
Penggunaan adzan di media sosial atau chat adalah hal yang lumrah
dan bisa diterima karena konteksnya yang nonformal. Namun, untuk tulisan yang
lebih serius, seperti esai atau artikel blog, sebaiknya gunakan azan.
2. Kenapa banyak orang masih menggunakan adzan?
Banyak orang masih menggunakan adzan karena pengaruh kebiasaan dan pengucapan aslinya dalam bahasa
Arab (al-azān). Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan
aturan penulisan baku.
3. Apakah kata turunan dari "azan" juga tidak menggunakan dz?
Ya, benar. Kata turunan dari azan
tetap menggunakan z, misalnya muazin (bukan muadzin).
Ini menunjukkan konsistensi dalam penulisan kata baku.
Kesimpulan
Pada akhirnya, dari perdebatan azan
atau adzan, jawaban yang tepat adalah azan. Kata ini adalah
satu-satunya ejaan yang diakui sebagai kata baku dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dan sesuai dengan aturan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
Memahami aturan penyerapan kata asing adalah kunci untuk menguasai bahasa Indonesia dengan lebih baik. Meskipun bahasa terus berkembang, terutama di era digital, menggunakan kata-kata baku tetaplah penting, khususnya dalam komunikasi tertulis yang profesional dan formal. Jadi, mulai sekarang, biasakanlah untuk menulis azan sebagai bentuk penguasaanmu terhadap bahasa nasional.