Inilah komentar Kak Adhaysa Dault Tentang Kekerasan Terhadap Calon Anggota Pramuka

Kekerasan Terhadap Calon Anggota Pramuka

Indonesia Ku - Ketua Pramuka Kwartir Nasional, Adhyaksa Dault menyesalkan terjadinya kekerasan terhadap 21 calon anggota pramuka di Sekolah Menangah Kejuruan (SMK) Gunung Sari, Makassar. Menurut dia, kegiatan itu bukanlah kegiatan pramuka karena dalam pramuka tidak mengenal tindak kekerasan macam itu.

"Dalam pramuka tidak mengenal pendidikan dasar, yang ada hanya pengenalan pramuka andalan yang bepedoman pada kode kehormatan dan metode kepramukaan," ujar Ketua Pramuka Kwartir Nasional, Adhyaksa Dault kepada ROL, Ahad (1/10).

Apa yang terjadi di SMK Gunung Sari hanya 'olahan' si pelaku. "Dia bukan pembina pramuka. Dia hanya mengatasnamakan dan menyalahgunakan pramuka," kata Adhyaksa.

Pramuka sejati tidak pernah mengenal kejadian seperti itu. Adhyaksa pun lantas meminta aparat kepolisian segera menindak tegas si pelaku. "Selama ini di pramuka tidak pernah ada kejadian seperti itu. Itu bukan kegiatan pramuka karena di pramuka tidak mengenal diksar. Hukum pelaku dengan hukuman seberat-beratnya karena telah menyalahgunakan kode etik‎," ujarnya menegaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, 21 calon anggota pramuka di Sekolah Menangah Kejuruan (SMK) Gunung Sari, Makassar mengalami kekerasan ketika melakukan pendidikan dasar pramuka‎ dari para seniornya.
Kejadian terjadi pada Sabtu (31/10) malam saat mereka melakukan pendidikan dasar di sekolahnya.

Beberapa tindakan tidak wajar yang diperintahkan pada mereka diantaranya tiarap dan merangkak sampai ke lantai lima. Bahkan setiap calon anggota ditetesi lelehan lilin. Tidak hanya sampai di situ, mereka juga diperintahkan mengunyah kaos kaki dan menggigit sandal jepit hingga mengonsumsi makanan yang telah jatuh ke tanah. Mereka diancam tidak mendapatkan nilai (tidak lulus) diksar apabila tidak mengikuti perintah senior.