Kata Baku Berandal atau Brandal Mana yang Benar?

Kata baku berandal atau brandal
Kata baku berandal atau brandal

KakaKiky - Sering bingung dan bertanya-tanya, mana penulisan yang tepat: berandal atau brandal? Jika kamu salah satu yang mengalami kebingungan ini, jangan khawatir. Pertanyaan ini sangat wajar karena dalam percakapan sehari-hari, kedua kata ini sering kali terdengar sama. Namun, dalam kaidah bahasa Indonesia, hanya ada satu ejaan yang benar dan baku.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Penulisan yang benar dan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) serta Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah berandal. Kata brandal adalah bentuk tidak baku yang sering digunakan dalam bahasa lisan atau percakapan informal, tetapi tidak disarankan untuk digunakan dalam tulisan formal, akademis, atau profesional. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa penulisan berandal yang benar, makna kata, serta cara penggunaannya dalam kalimat yang tepat.

Mana yang Benar Berandal atau Brandal Menurut PUEBI

PUEBI, atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, adalah panduan resmi yang mengatur cara penulisan kata dalam bahasa Indonesia. Salah satu aturannya berkaitan dengan kata serapan dari bahasa daerah atau bahasa asing. Dalam kasus kata berandal, kata ini diserap dari bahasa Jawa, yaitu "berandal" yang bermakna penjahat, penyamun, atau sekelompok orang yang suka mengacau.

Menurut aturan PUEBI, penulisan kata serapan yang berawalan "b" dan diikuti oleh "r" tidak mengalami perubahan. Namun, untuk menjaga kesesuaian dengan fonetik bahasa Indonesia, penulisan yang paling mendekati dan sudah distandarisasi adalah "berandal", bukan "brandal". Penambahan huruf "e" di antara "b" dan "r" membantu pengucapan kata menjadi lebih mudah dan alami bagi penutur bahasa Indonesia. Ini mirip dengan kata lain seperti berangsur (bukan brangsur) atau berani (bukan brani).

Kata Baku Berandal: Mengapa Brandal Tidak Tepat?

Ilustrasi seorang berandalan
Ilustrasi seorang berandalan

Kata berandal adalah kata baku yang tercantum secara resmi di KBBI. Dalam KBBI, kata ini memiliki beberapa makna, antara lain:

  • Orang yang suka mengganggu ketertiban, membuat onar; penjahat.
  • Perusuh; pengacau.

Kata brandal tidak tercantum dalam KBBI sebagai lema utama, melainkan seringkali diindikasikan sebagai bentuk tidak baku atau varian dari kata berandal. Penggunaan kata brandal biasanya terjadi karena kebiasaan pengucapan yang lebih singkat. Meskipun banyak yang mengucapkannya, penggunaan ini tetap dianggap tidak baku dalam konteks penulisan.

Penting untuk membedakan antara bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan seringkali lebih fleksibel dan dipengaruhi oleh dialek atau kebiasaan lokal. Namun, bahasa tulis, terutama yang bersifat formal, harus mengikuti kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan agar pesan yang disampaikan jelas dan tidak ambigu. Dengan demikian, untuk tulisan yang baik dan benar, gunakanlah kata berandal.

Penggunaan Berandal dalam Kalimat yang Tepat

Agar lebih mudah memahami, mari kita lihat beberapa contoh kalimat berandal yang benar:

  • "Sekelompok berandal merusak fasilitas umum di taman kota."
  • "Film itu menceritakan kisah seorang pemuda yang menjadi berandal karena terpaksa."
  • "Polisi berhasil menangkap berandal yang menjadi dalang di balik perampokan itu."

Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa kata berandal digunakan untuk merujuk pada individu atau sekelompok orang yang berperilaku buruk, mengganggu, atau melakukan tindakan kriminal. Kata ini memiliki konotasi negatif dan seringkali dikaitkan dengan kenakalan, kejahatan, atau tindakan anarki.

Perbedaan Makna dan Konteks

Meskipun brandal dan berandal merujuk pada konsep yang sama, penggunaannya dalam konteks yang berbeda bisa memberikan kesan yang berbeda pula. Penggunaan brandal dalam percakapan sehari-hari mungkin terdengar lebih "ringan" atau informal, seolah-olah merujuk pada kenakalan remaja. Namun, penggunaan kata berandal dalam tulisan memberikan kesan yang lebih formal dan serius, sesuai dengan maknanya yang tercantum di KBBI.

Misalnya, dalam berita di media massa, akan lebih tepat jika jurnalis menggunakan kata berandal untuk menggambarkan pelaku kejahatan, bukan brandal. Hal ini menunjukkan kredibilitas dan kepatuhan terhadap kaidah bahasa yang benar.

FAQ: Berandal atau Brandal, Pertanyaan yang Sering Muncul

1. Apakah brandal salah total?

Kata brandal tidak sepenuhnya salah jika digunakan dalam konteks percakapan informal atau tulisan non-baku seperti percakapan di media sosial atau novel fiksi yang menggunakan dialog sehari-hari. Namun, jika kamu ingin menulis secara formal, profesional, atau akademis, penggunaan brandal adalah salah dan tidak sesuai kaidah PUEBI.

2. Apa sinonim dari kata berandal?

Beberapa kata yang memiliki makna serupa dengan berandal antara lain penjahat, perusuh, pengacau, penyamun, gerombolan, atau preman. Pilihan kata ini tergantung pada konteks kalimat yang ingin dibuat.

3. Mengapa banyak orang tetap memakai kata brandal?

Kebiasaan ini terjadi karena pengucapan kata brandal lebih singkat dan mudah. Selain itu, kata ini sudah terlanjur populer dalam percakapan sehari-hari dan media non-formal, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa ejaan yang benar adalah berandal.

Kesimpulan

Jadi, tidak perlu bingung lagi. Jawaban untuk pertanyaan berandal atau brandal yang benar adalah berandal. Kata ini adalah bentuk baku yang diakui oleh KBBI dan sesuai dengan PUEBI. Meskipun brandal sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, hindari penggunaannya dalam tulisan formal agar tulisanmu terlihat profesional dan kredibel.

Dengan memahami aturan ini, kita tidak hanya menulis dengan benar tetapi juga ikut serta dalam melestarikan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mulai sekarang, yuk gunakan kata berandal dalam tulisanmu!