Kata Baku Cengkih atau Cengkeh Mana yang Benar?
Kata Baku Cengkih atau Cengkeh
KakaKiky - Pernahkah kamu bingung saat membaca resep atau artikel kesehatan? Ada yang menulis cengkih, ada pula yang menulis cengkeh. Keduanya merujuk pada rempah yang sama, yaitu kuncup bunga kering yang aromanya kuat dan rasanya khas. Lalu, manakah penulisan yang benar dan baku sesuai kaidah Bahasa Indonesia? Kebingungan ini wajar karena kita sangat sering mendengar kedua kata tersebut digunakan bergantian dalam percakapan sehari-hari maupun tulisan di media. Untuk menjawab pertanyaan yang krusial ini, saya akan membahas tuntas tentang penulisan baku antara cengkih atau cengkeh, mengapa ada perbedaan, dan bagaimana kamu bisa menggunakan kata yang benar dalam tulisan kamu.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Cengkih atau Cengkeh, Mana yang Baku dan Sesuai Aturan Bahasa?
Untuk langsung menjawab pertanyaan yang ada di benakmu, penulisan yang baku dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah ‘cengkih’.
Bentuk kata cengkih (dengan huruf 'i') merupakan bentuk standar yang wajib digunakan dalam konteks penulisan formal, dokumen resmi, artikel ilmiah, dan media-media yang menjunjung tinggi kebakuan bahasa. Sedangkan, kata cengkeh (dengan huruf 'e') merupakan ragam nonbaku atau bahasa percakapan yang sangat populer di masyarakat.
Mengapa Kata Cengkeh Begitu Populer?
Meskipun KBBI menetapkan cengkih sebagai bentuk baku, kata cengkeh justru lebih sering kamu dengar dan baca. Fenomena ini bukan tanpa alasan, melainkan dipengaruhi oleh faktor linguistik dan sosial.
Pengaruh Pelafalan (Vokalisasi)
Dalam Bahasa Indonesia, ada kecenderungan fonetik untuk mengubah vokal 'i' menjadi 'e' pada suku kata terbuka, terutama yang diikuti oleh konsonan 'h' di akhir kata. Pelafalan vokal 'e' terbuka (seperti pada kata emas) seringkali dianggap lebih mudah diucapkan dalam bahasa lisan dibandingkan vokal 'i' yang lebih tertutup.
Contoh lain dari perubahan vokal ini yang sering terjadi:
- Jari sering diucapkan menjadi jare (di beberapa dialek Jawa).
- Kata putih sering dilafalkan sebagai pute.
Dalam kasus cengkih, pelafalan yang cepat dan santai membuatnya bergeser menjadi cengkeh. Karena kemudahan ini, kata cengkeh menjadi sangat populer dalam komunikasi sehari-hari dan iklan komersial.
Bentuk-bentuk Nonbaku Lain
Sama seperti cabai yang memiliki varian cabe, kata cengkih juga memiliki bentuk nonbaku yang sangat merajalela. Namun, kita harus tetap berpegangan pada aturan. Dalam konteks penulisan, kamu harus tegas: gunakan cengkih.
Apa Kata KBBI tentang Penulisan Cengkih dan Cengkeh?
Penting untuk selalu merujuk pada otoritas tertinggi dalam Bahasa Indonesia, yaitu KBBI.
Dalam KBBI, hanya kata cengkih yang masuk sebagai entri utama. Kata ini didefinisikan sebagai:
- Pohon yang bunganya dikeringkan untuk dijadikan rempah-rempah atau bahan baku rokok.
- Nama ilmiahnya adalah Syzygium aromaticum.
Jika kamu mencari kata cengkeh di KBBI, kamu mungkin akan diarahkan ke kata cengkih dengan label "tidak baku" atau "bentuk nonbaku", atau kata tersebut sama sekali tidak terdaftar sebagai entri utama. Fakta ini menjadi bukti kuat bahwa untuk tulisan yang menjamin kebenaran bahasa, kamu wajib menggunakan cengkih.
Kapan Wajib Menggunakan Kata Cengkih?
Sebagai penulis konten edukasi, kamu harus disiplin dalam penggunaan kata baku. Gunakan cengkih untuk semua jenis tulisan, termasuk:
Konteks Penulisan Formal dan Semi-Formal
Untuk memastikan tulisan kamu memiliki otoritas dan kredibilitas yang tinggi, pastikan kamu menggunakan cengkih di:
- Artikel kesehatan atau manfaat rempah-rempah.
- Buku resep, kecuali jika sengaja menargetkan bahasa gaul.
- Laporan pertanian atau ekonomi mengenai komoditas rempah.
- Semua materi edukasi, termasuk artikel di blog kamu.
Menggunakan kata baku secara konsisten akan meningkatkan citra profesionalitas kamu di mata pembaca.
Tips untuk Memastikan Penulisan Selalu Baku
Setelah kamu tahu bahwa cengkih adalah kata yang benar, kamu harus disiplin saat menulis. Terkadang, jari kita secara otomatis mengetik cengkeh karena sudah terbiasa.
Ada beberapa trik sederhana untuk memastikan tulisan kamu tetap baku:
- Selalu Ingat Diftong: Pada banyak kata yang memiliki vokal 'i' di akhir suku kata yang baku (seperti cengkih, bukan cengkeh; cabai, bukan cabe), ingatlah bahwa 'i' seringkali adalah bentuk baku.
- Lakukan Pemeriksaan Akhir: Sebelum memublikasikan artikel, lakukan pencarian kata (Ctrl+F) untuk mencari "cengkeh" dan ganti semua kemunculannya menjadi cengkih.
- Gunakan KBBI Daring: Jika ragu dengan kata-kata lain, biasakan untuk mencari di KBBI daring. Ini adalah sumber terpercaya yang tak akan menyesatkan.
Kesimpulan: Cengkih Adalah Satu-satunya Pilihan Baku
Setelah membaca artikel ini, kamu sekarang memiliki pemahaman yang jelas. Penulisan yang benar dan baku sesuai kaidah Bahasa Indonesia adalah "Cengkih", dengan huruf 'i'. Kata "Cengkeh" hanyalah varian nonbaku yang lahir dari kemudahan pelafalan lisan.
Sebagai penulis yang berupaya memberikan informasi yang akurat dan berbobot, kamu harus selalu memilih cengkih untuk setiap tulisan kamu. Menguasai hal-hal kecil seperti ini akan membuat konten kamu tidak hanya menarik traffic organik, tetapi juga membangun reputasi sebagai sumber informasi yang tepercaya.
Nah sobat, sekarang kamu sudah tahu kan kalau penulisan yang benar itu adalah Cengkih. Jangan lupa untuk share postingan ini ke teman-teman kamu agar mereka juga tidak ikutan salah dalam menuliskan kata. Cukup sekian, Wassalamu’alaikum and Be Prepared!