BAB Pembahasan Laporan Praktikum Kimia Tentang Sistem Periodik Unsur

pembahasan laporan praktikum kimia tentang sistem periodik unsur

KakaKiky - Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Laporan Praktikum Kimia dengan judul Sistem Periodik Unsur. Berikut ini adalah bagian pembahasan, data hasil pengamatan dan penutup yang disertai dengan kesimpulan dan saran mengenai laporan Kesetimbangan Kimia.

{getToc} $title={Daftar Isi}

BAB IV Data Hasil Pengamatan Dan Pembahasan

4.1. Data Hasil Pengamatan Sistem Periodik Unsur

Untuk tabel data hasil pengamatan laporan Sistem Periodik Unsur dapat kamu download melalui link di bawah ini.

Download File

4.2. Pembahasan Sistem Periodik Unsur

Sistem periodik unsur adalah kumpulan unsur-unsur yang disusun secara teratur dalam suatu sistem, yaitu tabel periodik. Sistem periodik unsur terdiri atas 118 unsur yang tersusun pada 16 golongan dan 7 perioda. Golongan merupakan kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik, sedangkan periode adalah baris-baris horizontal pada tabel periodik. Golongan pada tabel periodik terbagi atas 8 keluarga A (utama) dan 8 keluarga B (transisi). Sistem periodik unsur sendiri berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengenali berbagai macam unsur-unsur.

Pengelompokan unsur-unsur sudah dilakukan sejak lama, yaitu sejak jumlah unsur yang dikenal sudah cukup banyak. Sistem periodik yang digunakan sekarang merupakan puncak dari berbagai upaya yang dilakukan oleh para ahli. Ada beberapa teori tentang pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat diantaranya adalah:

a) Teorik oktat Newlands, susunan newlands menunjukkan bahan unsur-unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa aturannya, maka unsur-unsur pertama mempunyai sifat mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.

b) Teori Triade Deboreiner, menyatakan apabila unsur-unsur dalam suatu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat atom dari unsur pertama dan ketiga.

c) Teori Periodik Mendeleyeev, dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering pula disebut sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik mendeleyeev disusun berdasarkan kenaikkan massa atom dan kemiripan sifat-sifat. Sistem periodik yang digunakan pada saat ini umumnya adalah sistem periodik modern dimana pengelompokkannya berdasarkan kenaikan nomor atom, tokoh yang menemukan pengelompokan ini adalah Henrey G.J Mcoseley pada tahun 1913. Pengelompokkan pada sistem periodik modern ini merupakan perbaikan dari beberapa teori sebelumnya.

Sistem periodik unsur memiliki beberapa sifat. Sifat unsur periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam suatu periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik unsur antara lain:

a) Jari-jari atom adalah jarak dari ini hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah kulit dan muatan inti. Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya, sedangkan untuk unsur-unsur seperiode semakin besar muatan inti maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron sehingga semakin kecil jari-jarinya.

b) Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Energi ionisasi dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom bertambah besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah oleh karena itu energi ionisasi seamkin berkurang. Energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom akan berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat, oleh karena itu energi ionisasi bertambah.

c) Asinitas elektron, adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Asinitas elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah cenderung berkurang sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah cenderung berkurang sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung bertambah.

d) Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan unsur yang mempunyai energi ionisasi dari asinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula.

Sebagian unsur dalam tabel periodik mempunyai nama khusus. Unsur-unsur tersebut adalah logam alkali (golongan IA, kecuali hidrogen) logam alkali tanah (golongan IIA), logam tanah (golongan IIIA), halogen (golongan IIIA), dan gas mulia (golongan IVA). Logam alkali dan alkali tanah merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibandingkan unsur-unsur logam lainnya. Nilai potensial reduksinya yang kecil menjadikan logam-logam ini mudah teroksidasi dan bersenyawa dengan unsur lainnya.

Logam alkali adalah unsur yang sangat elektropositif (kurang karena kenegatifan). Umumnya logam alkali berupa padatan dalam suhu ruang. Unsur alkali terdiri dari Li (litium), Na (Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cr (Kromium), dan Fr (Fransium). Unsur alkali berdasarkan konfigurasi elektronnya, masing-masing memiliki satu elektron vaalensi yang menyebabkan unsur alkali cenderung membentuk ion positif bermuatan suhu. Unsur alkali tanah umumnya logam cenderung membentuk ion positif, dan bersifat reaktif bila dibandingkan dengan unsur alkali. Semua unsur golongan IIA ini memiliki sifat kimia yang serupa kecuali Belirium (Be). Unsur alkali tanah terdiri dari Be (Belirium), Mg (Magnesium), Ca (Kalsium), Sr (Stronsium), Ba (barium), dan Ra (Radium). Konfigurasi elektron menunjukkan unsur-unsur golongan IIA memiliki dua elektron valensi sehingga untuk mencapai kestabilan, unsur VA melepaskan dua elektron membentuk ion bermuatan positif.

Percobaan 1 dilakukan dengan mereaksikan logam alkali yaitu logam Na yang diletakkan dalam kertas saring di atas permukaan air. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa berputarnya logam Na disertai dengan suara terbakar di dalam air, munculnya asap dan ledakan kemudian air menjadi keruh. Hal ini menunjukkan bahwa logam Na bersifat reaktif ketika direaksikan dengan air pada kondisi standar menghasilkan gas hidrogen dengan persamaan reaksi:

Na + H2O → NaO + H2

Reaksi ini termasuk eksotermal yang menghasilkan panas sehingga gas hidrogen secara otomatis terbakar. Ini disebabkan gas hidrogen mengalami proses auto-igniton (penyalaan sendiri) akibat perpindahan panas dari reaksi ke lingkungan oleh karena itu kereaktifan logam Na dan reaksi yang bersifat eksternal inilah reaksi berlangsung dengan dahsyat.

Larutan hasil reaksi Na dalam air kemudian ditambahkan dengan larutan: Pp, CuSO4, AgNO3, Pb(NO3)2, FeCl3, HgCl2 sehingga menghasilkan hasil reaksi berupa perubahan warna dan terbentuk endapan. Perubahan warna terjadi karena senyawa Na direaksikan dengan senyawa-senyawa yang mengandung logam transisi dimana pada setiap unsur golongan transisi terdapat orbital yang belum terisi penuh sehingga warna tersebut akan diserap oleh atom dan tampak menghilang kemudian larutan memiliki warna sesuai yang berlawanan dengan warna yang diserap. Selanjutnya endapan yang terbentuk pada percobaan ini disebabkan oleh harga QSP (zat terlarut) lebih besar daripada KSP (zat pelarut) atau QSP > KSP.

Percobaan kedua dilakukan dengan mereaksikan logam alkali tanah yaitu logam Mg dengan air. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa timbulnya gelembung-gelembung udara yang naik ke atas permukaan air. Dibandingkan dengan logam alkali yaitu logam Na, daya produksi logam Mg cenderung lebih lambat sehingga logam Mg tidak sereaktif logam Na. Persamaan reaksinya adalah:

Mg + H2O → MgO + H2

Logam Na lebih reaktif dari logam Mg karena Na memiliki suatu elektron valensi pada kulit terluarnya, sedangkan Mg memiliki dua elektron valensi pada kulit terluarnya sehingga Na lebih mudah teroksidasi (melepaskan elektron) untuk mencapai kestabilan.

Percobaan ketiga dilakukan dengan mereaksikan logam hasil campuran MgO dan air, setelah ditambahkan dengan larutan Pp CuSO4, AgNO3, Pb(NO3)2, FeCl3, dan HgCl2 akan memberikan hasil pengamatan berupa perubahan warna dan juga ada berupa larutan yang bening. Perubahan warna terjadi karena senyawa Mg direaksikan dengan senyawa lainnya yang mengandung logam transisi yang memiliki kekosongan pada orbital d nya. Sedangkan hasil pengamatan berupa larutan bening menandakan bahwa tidak adanya terjadi reaksi kimia antara senyawa Mg dengan senyawa tersebut. percobaan-percobaan ini memperlihatkan bahwa larutan yang terdapat logam alkali lebih reaktif daripada larutan yang terdapat logam alkali tanah.

BAB V Penutup

5.1. Kesimpulan Sistem Periodik Unsur

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Unsur-unsur golongan alkali lebih reaktif daripada unsur-unsur golongan alkali tanah.
  2. Logam Na lebih reaktif dari logam Mg, dan logam Mg lebih reaktif daripada senyawa MgO.
  3. Reaksi antara Na + H2O akan menghasilkan asap dan ledakan.
  4. Tidak terjadi perubahan antara reaksi Mg + H2O.
  5. PP berfungsi sebagai indikator basa, jika direaksikan dengan OH akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu.
  6. Endapan terbentuk karena harga QSP (zat terlarut) lebih besar daripada KSP (Zat pelarut).
  7. Perubahan warna terjadi karena adanya kekosongan elektron pada sub kulit d

5.2. Saran Sistem Periodik Unsur

Laboratorium harus selalu dalam keadaan bersih dan rapi agar praktikan nyaman saat melakukan praktikum. Alat-alat lab juga harus selalu tersedia, agar praktikan tidak kesusahan harus keliling mencari alat-alat lab, karena hal ini juga dapat membuang waktu dalam melakukan praktikum.

Itulah Pembahasan laporan kimia tentang Sistem Periodik Unsur, semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai contoh bagi sobat semua yang sedang berjuang membuat laporan. Cukup sekian artikel kali ini, wassalamu’alaikum and Be Prepared!