Dokter Spesialis GERD Apakah Hanya Menangani Masalah Asam Lambung?
Gambaran seorang pasien yang mengalami GERD |
KakaKiky - Kondisi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau sering disebut juga sebagai refluks asam, adalah gangguan kesehatan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan asam lambung yang naik. Asam lambung sendiri bertugas untuk membantu tubuh dalam mencerna makanan. Meskipun sangat bermanfaat, sifat alami dari asam lambung adalah korosif (merusak), sehingga selain dapat membunuh bakteri selama proses mencerna makanan, tetapi juga berisiko merusak lapisan pelindung dinding lambung.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Sebenarnya, sel-sel pada lambung normal
akan memproduksi cairan asam lambung dengan jumlah yang sesuai kebutuhan,
sekitar 3-4 liter per hari. Namun, jika sel-sel lambung memproduksi jumlah asam
yang terlalu banyak, ini bisa memicu berbagai macam gangguan lambung, termasuk
GERD. Secara medis, GERD adalah kondisi yang bisa ditangani, baik melalui
pengobatan maupun perubahan pola hidup penderitanya. Dokter yang memiliki
kepakaran dalam menangani masalah ini adalah dokter spesialis GERD atau dokter
spesialis gastroenterologi. Kenali lebih lanjut terkait kondisi GERD dan dokter yang bisa menanganinya melalui
ulasan di bawah ini.
Fungsi dan Cara Kerja Asam Lambung
Sebelum lebih jauh memahami kondisi GERD
dan dokter yang menanganinya, kita perlu lebih dahulu mempelajari fungsi dan
bagaimana asam lambung bekerja. Asam lambung adalah cairan asam yang diproduksi
di dalam lambung oleh sel-sel lambung. Cairan asam ini terdiri dari asam
klorida (HCl), kalium klorida (KCl), dan natrium klorida (NaCl), yang berguna
untuk mencerna makanan. Asam lambung juga dapat mengaktifkan enzim pencernaan
(enzim pepsinogen menjadi pepsin) yang bertugas untuk mengurai protein menjadi
asam amino. Cairan asam di dalam lambung ini memiliki kadar keasaman (pH) yang
berkisar antara 1,5-3,5. Sel-sel lain di dalam lambung, seperti sel goblet,
bertugas untuk memproduksi senyawa bikarbonat (HCO−3), yaitu suatu ion yang
bertugas untuk menjaga keseimbangan asam-basa tubuh serta membantu menetralisir
kadar asam lambung.
Sel-sel penghasil ion bikarbonat
tersebut juga memproduksi lapisan mukosa atau lendir yang melapisi dinding
lambung. Lapisan mukosa ini dapat mencegah cairan asam lambung agar tidak
merusak dinding lambung, sehingga mencegah terjadinya luka/tukak (ulkus).
Selain lambung, organ pankreas juga memproduksi ion bikarbonat dalam jumlah
yang lebih banyak lagi, dan kemudian mengalirkannya melalui saluran pankreas ke
usus halus (duodenum), untuk menetralkan asam lambung yang masuk lebih jauh ke
dalam saluran pencernaan. Hal ini terjadi agar asam lambung tidak merusak
dinding usus.
Hubungan Cairan Asam Lambung dengan GERD
GERD, atau juga dikenal sebagai penyakit
asam lambung, adalah kondisi meningkatnya kadar asam lambung yang dapat memicu
naiknya isi lambung (refluks asam) kembali ke tenggorokan atau kerongkongan
(esofagus). Asam lambung yang naik ke tenggorokan (refluks asam) dapat memicu
kondisi yang disebut Laryngopharyngeal Reflux (LPR) dan menyebabkan
iritasi pada tenggorokan. Sedangkan, refluks asam kronis yang terjadi berulang,
terutama di esofagus, disebut sebagai GERD. Sebenarnya, pada ujung bawah dari
batang esofagus terdapat katup berbentuk otot melingkar, yang disebut sfingter
esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES). Otot sfingter
esofagus ini berfungsi untuk mencegah asam lambung agar tidak naik kembali ke
atas. Jika otot sfingter esofagus ini tidak bekerja dengan baik, isi lambung
bisa naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan nyeri atau peradangan.
Sebagai salah satu kondisi umum di
dunia, kasus GERD telah terjadi lebih dari 783.000 kali secara global,
sepanjang tahun 1990-2019. Di Indonesia sendiri, GERD merupakan kondisi yang
cukup sering terjadi dengan setiap tahunnya ada sekitar 30.000 kasus terlapor.
Kondisi ini sering terjadi pada mereka yang berusia di antara 26-45 tahun dan
dikaitkan dengan faktor gaya hidup masa kini.
Faktor Pemicu GERD
Contoh ilustrasi GERD |
Biasanya, GERD sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup atau kondisi medis lain yang mendasari pasien, sehingga memicu peningkatan produksi asam di dalam lambung. Beberapa faktor pemicu GERD meliputi:
- Memiliki kondisi kelainan kongenital (bawaan), seperti atresia esofagus dan hernia.
- Menderita penyakit jaringan ikat, seperti skleroderma, yang dapat melemahkan otot-otot esofagus.
- Menderita hernia hiatus yang dapat menekan esofagus sehingga memerangkap asam di dalamnya.
- Mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, benzodiazepin, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), teofilin, dan sebagainya.
- Mengalami obesitas (kelebihan berat badan) yang dapat meningkatkan tekanan dan volume pada perut sehingga membuat otot sfingter semakin lemah.
- Kehamilan dapat meningkatkan tekanan pada perut sehingga memengaruhi kekuatan otot sfingter.
- Memiliki kebiasaan merokok atau sebagai perokok pasif, karena asap tembakau dapat mengendurkan otot sfingter.
- Pola makan tidak teratur dan kurang mengonsumsi serat.
- Sering mengonsumsi minuman yang tinggi kadar gas, seperti soda atau alkohol.
Tugas dari Dokter Spesialis GERD
Seorang dokter sedang memeriksa pasien GERD |
Dokter spesialis GERD, atau secara medis lebih sering disebut sebagai dokter spesialis gastroenterologi, adalah dokter spesialis di bidang perawatan saluran pencernaan. Termasuk lambung, dokter spesialis gastroenterologi juga memiliki kapasitas dalam merawat dan mendiagnosis kondisi yang dialami oleh organ pankreas, empedu, hati, usus halus, usus besar, hingga dubur (rektum) dan anus. Dokter spesialis gastroenterologi tidak hanya bisa menangani GERD, tetapi juga penyakit saluran pencernaan lainnya, seperti:
- Asam lambung (GERD)
- Gastritis
- Tukak lambung
- Batu empedu
- Kolesistitis
- Pankreatitis
- Kanker pankreas
- Tumor usus besar
- Kanker usus besar
- Polip usus
- Radang usus (inflammatory bowel disease/IBD)
- Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome/IBS)
- Hernia
- Wasir (ambeien)
- Fisura Ani
- Fistula Ani
Dalam proses pemeriksaan pasien, dokter spesialis GERD akan melakukan salah satu atau kombinasi dari beberapa metode diagnostik berikut ini:
- Endoskopi: pemeriksaan bagian dalam saluran pencernaan dengan memakai selang endoskop, yaitu selang kecil lentur berkamera dan lampu.
- Kolonoskopi: pemeriksaan menggunakan alat kolonoskop yang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus, untuk melihat kondisi usus besar dan rektum (dubur).
- Gastroskopi: atau endoskopi saluran pencernaan atas, adalah prosedur diagnostik yang dipakai untuk memeriksa kondisi esofagus (kerongkongan), lambung, dan usus halus (duodenum).
- Biopsi: mengambil sampel jaringan atau sel dari bagian tubuh yang terdampak penyakit dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan.
Kesimpulan
Jadi, jangan ragu lagi untuk
memeriksakan diri ke dokter spesialis GERD atau gastroenterologi jika Anda
mengalami berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem pencernaan.
Anda juga bisa mendapatkan perawatan GERD dari dokter spesialis yang berpengalaman
di Singapura, dengan menghubungi klinik Alpine Surgical Practice, di no.
telepon (+65 6322 7323) atau WhatsApp (+65 8875 0080).