BAB Pembahasan Laporan Praktikum Kimia Tentang Stoikiometri Reaksi

Pembahasan Laporan Praktikum Kimia Tentang Stoikiometri Reaksi

KakaKiky - Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Laporan Praktikum Kimia dengan judul Stoikiometri Reaksi. Berikut ini adalah bagian pembahasan, data hasil pengamatan dan penutup yang disertai dengan kesimpulan dan saran mengenai laporan Stoikiometri Reaksi.

BAB IV Data Hasil Pengamatan Dan Pembahasan Stoikiometri Reaksi

4.1. Data Hasil Pengamatan Stoikiometri Reaksi

Untuk tabel data hasil pengamatan laporan Stoikiometri Reaksi dapat kamu download disini. Jika kamu kebingungan dan kesulitan untuk mendownload, silahkan baca “Cara Download” terlebih dahulu.

4.2. Pembahasan Stoikiometri Reaksi

Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan hubungan kuantitatif yang ada antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia, dan produk adalah zat yang diperoleh sebagai hasil dari reaksi kimia. Stoikiometri bergantung pada keadaan kenyataan bahwa unsur-unsur berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan. Stoikiometri juga terkadang disebut dengan stoikiometri reaksi yang bertujuan untuk membedakannya dengan stoikiometri komposisi.

Stoikiometri adalah matematika di balik ilmu Kimia. Perhitungan stoikiometri dapat menemukan bagaimana unsur-unsur dan komponen yang diencerkan dalam larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimentaal. Kata “Stoikiometri” berasal dari kata stoicheion (Yunani) yang berarti unsur dan kata netron yang berarti ukuran.

Stoikiometri juga bersandar pada hukum-hukum, diantaranya adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda serta hukum perbandingan volume dan Hukum Boyle. Hukum kekekalan massa disampaikan oleh Lavoiser, ia mengemukakan bulan massa reaktan itu sama dengan massa produk atau dengan kata lain massa zat sebelum reaksi itu sama dengan massa zat setelah reaksi. Hukum perbandingan tetap disampaikan oleh Proust, ia mengatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur pembentuk senyawa selalu tetap, sekalipun dibuat dengan cara yang berbeda. Hukum perbandingan berganda disampaikan oleh Dalton ia mengemukakan bahwa jika dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu macam persenyawaan, perbandingan massa unsur yang satu dengan yang lainnya adalah tertentu, yaitu berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat. Hukum perbandingan Volume disampaikan oleh Gay Lussac yang menyatakan bahwa pada reaksi gas, yang bereaksi berbanding sebagai bilangan yang mudah dan bulat. Hukum Boyle disampaikan oleh Robert Boyle yang menyatakan bahwa untuk gas dengan massa tertentu, maka hasil kali volume dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam kelvin adalah tetap.

Stoikiometri juga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu stoikiometri reaksi, stoikiometri komposisi, dan stoikiometri gas. Stoikiometri Reaksi adalah stoikiometri yang sering digunakan untuk dapat menyeimbangkan persamaan kimia yang dapat ditemukan pada stoikiometri reaksi. Hal tesebut menggambarkan bahwa hubungan kuantitatif antara zat disebabkan karena mereka berpartisipasi dalam suatu reaksi kimia. Stoikiometri komposisi ini menjelaskan tentang kuantitatif (massa) hubungan antara suatu unsur-unsur dalam senyawa. Misalnya ialah, stoikiometri komposisi tersebut menggambarkan (massa) nitrogen dengan hidrogen yang bergabung dan menjadi amonia kompleks, yakni 1 mol nitrogen dan juga 3 mol hidrogen dalam tiap-tiap 2 mol amonia. Mol ialah satuan yang digunakan didalam kimia untuk jumlah zat. Jenis stoikiometri ini berkaitan dengan suatu reaksi yang melibatkan gas, yang mana gas berada pada suatu suhu, tekanan dan juga volume yang dikenal dan juga dapat dianggap gas ideal. Untuk gas, perbandingan volume idealnya tersebut sama dengan hukum gas ideal, Namun rasio massa reaksi tunggal tersebut harus dihitung dari massa molekul reaktan serta juga produk,yang mana massa molekul ialah massa 1(satu) molekul zat. Gas ideal ialah suatu gas teoretis yang terdiri dari 1(satu) set partikel yang bergerak acak, tanpa-berinteraksi yang mematuhi suatu hukum gas ideal.

Metode dari sebuah penelitian ada dua buah macam, yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran pada terhadapa data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat positifisme, karena proses penelitiannya bersifat seni (kurang  terpola), dan disebut metode interpretive karena data penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Penelitian yang dilakukan akan didasarkan pada mutu dan kualitas yang terkandung di dalamnya.

Percobaan ini dimulai dengan menimbang berlebih dahulu massa dari masing-masing kertas sering yang akan digunakan. Kemudian dilakukan pencampuran antara larutan Pb(NO3)2 dengan larutan NaCl di dalam gelas kimia dengan perbandingan 1-19, 6-14, 12-8, dan 18-2. Setelah dilakukan pencampuran ditunggu beberapa saat hingga warna larutan menjadi sedikit keruh, kemudian larutan tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring, kertas saring tersebut dipanaskan di atas sebuah bunsen. Setelah dilakukan pemanasa pada sebagian kertas sering terlihat ada bentuk seperti kristal-kristal yang merupakan endapan, pada kertas lainnya juga ada, akan tetapi sangat kecil dan sedikit sehingga cukup sulit untuk diamati. Kertas yang sudah dipanaskan ditimbang kembali dengan menggunakan neraca digital. Setelah dilakukan penimbangan didapatkan bahwa massa kertas saring menjadi berubah dari sebelumnya, menjadi lebih berat, karena pada kertas saring sudah terdapat endapan. Kita juga mendapatkan massa residunya dengan cara massa reside kertas saring dan kaca arloji dikurangi massa kertas saring dan kaca arloji.

Percobaan-percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa yang menghasilkan residu paling banyak adalah volume larutan Pb(NO3)2 sebanyak 12 mL dan NaCl sebanyak 8 mL yang dilarutkan dengan cara diaduk. Persamaan reaksi dari percobaan ini adalah:

Pb(NO3)2 + 2NaCl → PbCl2 + 2NaNO3

Akan tetapi hasil percobaan ini tidaklah sesuai dengan teori yang menyakan bahwa semakin banyak larutan Pb(NO3)2 maka akan semakin banyak pula massa residu yang terbentuk. Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh pencampuran volume larutan yang salah, atau kesalahan dari alat-alat praktikum yang digunakan.

BAB V Penutup

5.1. Kesimpulan Stoikiometri Reaksi

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Semakin banyak volume Pb(NO3)2 yang digunakan, maka akan semakin banyak endapan yang terbentuk
  2. Semakin banyak volume NaCl yang digunakan, maka akan semakin sedikit endapan yang terbentuk.
  3. Endapan terbentuk karena Qsp > Ksp
  4. Pb(NO3)2 dan NaCl mengalami reaksi kimia karena terjadi perubahan warna dan terbentuknya endapan.
  5. Pada stoikiometri dipengaruhi oleh mol, massa, konsentrasi, dan volume.

5.2. Saran Stoikiometri Reaksi

Laboratorium harus selalu dalam keadaan bersih dan rapi agar praktikan nyaman saat melakukan praktikum. Alat-alat lab juga harus selalu tersedia, agar praktikan tidak kesusahan harus keliling mencari alat-alat lab, karena hal ini juga dapat membuang waktu dalam melakukan praktikum.

Itulah Pembahasan laporan kimia tentang Stoikiometri Reaksi, semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai contoh bagi sobat semua yang sedang berjuang membuat laporan. Cukup sekian artikel kali ini, wassalamu’alaikum and Be Prepared!

Posting Komentar untuk "BAB Pembahasan Laporan Praktikum Kimia Tentang Stoikiometri Reaksi"